Tampilkan postingan dengan label Peternakan & Perikanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peternakan & Perikanan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Desember 2014

CERMAT MENCEGAH KEMATIAN ANAK ITIK (DOD)

MEMELIHARA itik (bebek) gampang-gampang susah. Walau sepintas terlihat gampang, tapi kenyataannya banyak orang gagal dalam pelaksanaannya.
Terutama dalam melewati fase awal (DOD), di mana anak itik beumur satu hari sampai dua minggu perlu perlakuan khusus, sehingga terhindar dari kematian. Jika kita tidak cermat, mata kematian DOD terkadang bisa
10 sampai 20%.
Anak itik yang baru menetas mampu bertahan tidak makan dan minum dalam jangka waktu 1 sampai 2 hari karena masih punya cadangan makanan dalam tubuh. Hari-hari setelah itulah, kita harus memperhatikan detail soal makanan dan minumannya, serta sejumlah faktor lain yang mempengaruhi daya tahan sehingga DOD tersebut bisa terus hidup.
Penyebab utama kematian DOD adalah faktor kedinginan. Kedinginan bisa dikarenakan cuaca, atau karena terkena air misalnya dari air minum sendiri.
Kebiasaan DOD adalah saling berkumpul dan bertumpuk-tumpuk. Ini dilakukan sebenarnya untuk menghangatkan diri, namun fatalnya justru bisa menyebabkan kematian.
Karena kedinginan anak itik akan banyak kehilangan energi yang seharusnya untuk pertumbuhan, namun malah digunakan untuk melawan suhu dingin. Saat mengalami kedinginan pula  anak itik atau bahkan itik remaja sering mengalami kelumpuhan.
Untuk mengatasi faktor kedinginan ini, perlu diperhatikan beberapa hal.
Yang pertama jika kedinginan karena kondisi udara, maka pada awal masa kedatangan anak itik (DOD) harus ditempatkan di ruangan tertutup dengan sirkulasi udara, bisa juga dibuatkan seperti box anak kecil /baru lahir, diberi penghangat ruangan dari lampu/kompor/atau gas LPG.
Box bisa dibuat dari kayu, kawat ram, bagian samping kiri kanan atas diberi tirai dari terpal plastik. Lampu penghangat diatur sedemikin rupa sehingga suhu ruangan di minggu I pada kisaran 30 sampai 32 derajat Celcius dan di minggu II turun pada kisaran 26 sampai 28 derajat Celcius.
Penghangat/pemanas diatur pada minggu I 24 jam (siang malam full), dan pada minggu II 12 jam (malam hari saja).
Sebagai catatan, jika suhu pada minggu I terlalu tinggi bisa menyebabkan anak itik banyak minum (kurang makan) sehingga agak menceret /wetdrop (kotoran basah).
Lalu jika kedinginan karena anak itik mandi/main-main air minum.
Itik adalah unggas air, maka secara alamiah DOD pun punya naluri yang sangat tajam terhadap keberadaan air.
Air minum sangat penting bagi anak itu tetapi juga sangat berbahaya jika penggunaannya salah. Air minum sering dipakai sebagai mainan atau mandi oleh anak itik, dan akibatnya anak itik basah kuyup, lalu edinginan dan berusaha mengeringkan/menghangatkan diri dengan bertumpuk-tumpuk hingga pada akhirnya mati.
Solusi yang harus dilakukan adalah menempatakan air minum di wadah yang beralas batu bata, sehingga hanya kepala anak itik yang bisa menjangkau air minum tersebut.
Sementara lantai kandang yang becek karena disebakan air minum yang tumpah atau berceceran, bisa diatasi dengan membuat system postal, di mana pada lantai ditaburi sekam padi setebal 3 cm. Di atas sekam diberi kertas bekas sak semen (lebih kuat dan menyerap daripada kertas koran).
Pemberian alas kertas bekas sak semen dilakukan pada umur sampai 1 minggu, setelah itu anak itik bisa langsung ditempatkan di atas lantai sekam padi.
Kertas semen begitu kelihatan basah, harus diganti yang baru. Biasanya pergantian dilakukan setiap pagi hari dan sore hari, atau sesuai kebutuhan.

Hal hal seperti itu memang kelihatannya sepele, tetapi menjadi faktor penentu keberhasilan pemeliharaan itik. Apabila pada minggu pertama berhasil, maka pada minggu-munggu selanjutnya pemeliharaan akan lebih mudah. #

Kamis, 04 Desember 2014

10 KESALAHAN DALAM MEMELIHARA BEBEK PEDAGING

POTENSI bebek atau itik bukan hanya pada telurnya. Saat ini, permintaan terhadap daging bebek juga sangat besar, seiring makin berkembangnya usaha kuliner daging bebek - mengikuti trend konsumsi masyarakat yang makin menggemari daging unggas ini.
Kondisi ini tentu jadi peluang bagi peternak bebek, permintaan akan bebek untuk dipotong juga ikut terangkat. Tak heran, saat ini makin banyak peternak bebek yang beralhih dari fokus pada produksi telur menjadi produksi daging, atau kombinasi keduanya.
Terlebih, bagi sebagian peternak, dengan mengusahakan bebek pedaging akan lebih mudah dan murah, karena tak harus pusing untuk mengurusi secara intensif ternak bebek tersebut supaya mau rutin bertelur. Karena pastinya, bebek yang ‘cuti’ bertelur dua tiga hari saja sudah menyebabkan kerugian bagi peternak, karena toh pakannya tak mungkin dihentikan.
Tapi, meskipun beternak bebek pedaging lebih mudah, tetap harus dipahami teknis yang benar, sehingga peternak bisa mencapai target waktu pemeliharaan sehingga tak ‘tekor’ mengeluarkan biaya untuk pakan dalam jumlah yang lebih besar.
Banyak juga peternak bebek pedaging, terutama yang masih pemula, lalai dalam memperlakukan peliharaannya, sehingga bukan untung yang didapat tapi malah bunting.
Berikut ini, kami ulas 10 kesalahan yang sering dilakukan oleh peternak bebek pedaging. Semoga bermanfaat bagi yang tengah mengembangkan usaha ini atau yang baru ingin mencoba.
1.   Sistem Angon
Bebek Pedaging mempunyai kecenderungan tidak terlalu banyak gerak karena semakin banyak bergerak maka proses pembakaran tubuh semakin tinggi, yang menyebabkan proses pembentukan daging menjadi terhambat. Sehingga tidak tepat apabila bebek pedaging diberi aktivitas terlalu banyak.
2. Kolam Air/Kubangan
Sifat bebek pada dasarnya menyukai air. Tetapi pada penanganan bebek pedaging dengan memberi kolam atau kubangan sama dengan memberi aktivitas yang terlalu tinggi pada bebek. Selain itu kolam/kubangan berpotensi mengandung kuman/kotoran, di mana bebek pedaging sangat rentan terhadap penyakit.
3.    Paparan Sinar Matahari
Perbandingan area kandang yang ternaungi atap dan terpapar sinar matahari adalah 70 banding 30. Artinya luas ideal kandang bebek yang terpapar langsung sinar matahari adalah 30% dari luas kandang sedangkan yang ternaungi 70%. Hal ini dikarenakan bebek pedaging mempunyai kandungan lemak yang lebih tinggi dibanding bebek petelur, sehingga apabila paparan sinar matahari terlalu banyak akan menyebabkan tingkat penguapan tubuh bebek akan lebih tinggi.
Tetapi bukan berarti tidak sama sekali diberikan sinar matahri akan lebih baik, karena sinar matahari pagi juga dibutuhkan sebagai pembunuh kuman dan vitamin bagi makhluk hidup.
4.   Pakan Berlebihan
Beberapa peternak beranggapan bahwa pemberian pakan yang bersambung akan lebih efektif. Pada kenyataan di lapangan, hal itu tidak sepenuhnya benar, karena pada beberapa peternak yang sukses, justru pemberian pakan yang terjadwal akan lebih efisien. Hal ini selain lebih irit, juga pemberian pakan yang berlebihan akan menyebabkan tingkat metabolisme tubuh akan rendah dan tingkat penyerapan sari makanan berkurang.
5.   Jarang Divaksin
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan/pendidikan peternak bebek lebih rendah dibanding peternak ayam. Hal ini berkaitan dengan pemberian vaksin pada bibit sangat jarang dilakukan pada peternak bebek pemula. Padahal vaksin sangat diperlukan untuk mencegah penyakit dan mengurangi kematian di usia menjelang panen.
6.  Tidak Diberi Penghangat
Prinsip pola kandang yang membedakan antara bebek petelur dan padaging di antaranya adalah sistem penghangat. Fakta di lapangan menunjukkan sangat jarang peternak bebek pedaging menggunakan sistem penghangat di malam hari. Artinya, pada sistem ternak bebek pedaging akan lebih baik apabila pada bibit usia muda (0-20 hari) diberi penghangat berupa tungku pemanas. Hal ini disebabkan proses pertumbuhan bebek ditentukan pada usia yang masih muda.
Apabila bebek usia muda selalu diberi penghangat pada saat malam hari akan membuat tingkat stress bebek diminimalisir sehingga proses pertumbuhan akan menjadi normal dan optimal.
7.   Mengabaikan Kebersihan Lantai
Lantai pada pola kandang bebek akan lebih maksimal apabila pada setiap kali masa panen selalu diganti dengan yang baru. Artinya pada tiap awal musim, lantai diberi lapisan yang dapat menyerap kotoran (bubuk gergaji kayu, pasir, damen, dll) dan setiap kali panen lapisan atas dibuang. Hal ini untuk mengurangi tingkat penguapan kotoran yang mengandung gas amoniak, di mana gas amoniak sangat merugikan pada kesehatan udara pada ternak.
Pada beberapa peternak penanganan tersebut hanya dengan memberi lapisan baru tanpa membuang lapisan yang bawah.
8.   Air Minum Berlebih
Pemberian air minum pada beberapa peternak pemula kurang memperhatikan kebersihan air. Pemberian air minum yang tepat pada bebek adalah dengan menempatkan tempat air minum di luar kandang, sehingga bebek hanya minum dengan menjulurkan kepala ke tempat air. Tetapi apabila menempatkan tempar minum di dalam kadang akan mudah menjadi becek karena diinjak-injak. Dan apabila air becek tersebut terminum oleh bebek akan beresiko bebek terkena cacingan (tidak sehat) karena air yang terminum bercampur dengan kotoran. Pada akhirnya akan mengurangi kualitas pada saat panen.
9.   Tanpa Sistem Sortir
Sistem beternak bebek yang ideal adalah dengan sistem bertingkat, artinya apabila kapasitas kandang mencapai 1000 ekor maka kandang dibuat berpetak setiap 200-250 setiap 10 hari. Sistem sotir di sini artinya adalah bahwa setiap 7 hari sekali bebek yang tingkat pertumbuhannya lambat dipisahkan atau digabung dengan bebek usia yang lebih muda, begitu juga sebaliknya bebek yang pertumbuhannya sangat besar digabungkan dengan bebek yang usianya lebih tua. Ini untuk menghindari dominasi bebek besar terhadap bebek yang lebih kecil pada saat makan. Hal ini jarang diperhatikan pada beberapa peternak yang tidak mau melakukan sortir.
10.   Individual
Pada sistem jaringan bisnis, peternak bebek jauh tertinggal oleh peternak ayam. Pada sistem peternakan ayam akan lebih mudah untuk mencapai kesuksesan karena sistem bisnis mereka sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir. Sedangkan pada peternak bebek yang sudah mencapai tingkatan itu sangat kecil, bahkan di beberapa daerah tidak ada konsep terintegrasi sama sekali.
Sebagai contoh; peternak bebek hanya menjalin beli putus (tidak ada kerja sama) baik dengan penyuplai bibit (DOD) maupun dengan suplier. Akibatnya, peternak bebek selalu dihantui oleh kepastian suplai DOD dan oleh proses pemasaran pada saat panen, akibatnya bebek akan dijual (walaupun di bawah usia ideal 40 hari) apabila sudah melebihi nilai modal.  Padalah, apabila dimaksimalkan sampai usia yang ideal 40 hari bebek akan mempunyai nilai yang lebih tinggi. #


Senin, 20 Oktober 2014

BETERNAK CACING SUTERA SECARA INTENSIF, PANEN DUIT TIAP HARI





PERMINTAAN akan ikan konsumsi terus mengalami peningkatan. Volume ekspor ikan segar dan olahan pun terus mengalami pertambahan. Oleh sebab itu, berwirausaha dalam budidaya ikan cukup menjanjikan.
Namun sayangnya, berbagai keterbatasan membuat usaha budidaya ikan sering terkendala, mulai dari keterbatasan lahan hingga yang paling utama pemenuhan kebutuhan pakan. Kita maklumi, harga pakan ikan pabrikan kini sangat mahal, kadang tidak sebanding dengan hasil penjualan ikan yang diproduksi.
Tapi jangan terpaku pada persoalan tersebut, seperti kata orang bijak : ada kemauan pasti ada jalan.
Ya, untuk persoalan keterbatasan kemampuan memenuhi kebutuhan pakan ikan tersebut, kita dapat mengatasinya dengan inovasi menciptakan pakan alami yang murah namun bergizi tinggi bagi ikan yang dipelihara. Dan salah satu usaha yang banyak dilirik saat ini adalah beternak cacing sutra.
Budidaya cacing sutera merupakan peluang usaha yang cukup potensial dan mendatangkan keuntungan besar. Ingat, ini tidak hanya layak dilakukan bagi pembudidaya ikan, tapi yang tidak pun bisa mencoba peruntungan dengan budidaya cacing sutera ini. Toh, hasilnya bisa dijual ke peternak ikan!

Mengenal Cacing Sutera
Cacing sutera yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Tubifex sp adalah jenis cacing kecil yang habitatnya di daerah air tawar dengan tubuh beruas-ruas, sehingga termasuk keluarga nematoda. Cacing sutera dikenal juga dengan nama cacing rambut atau cacing darah.
Dengan panjang tubuh hanya sekitar 1-3 cm dan tubuh dibalut warna merah menjadikan binatang ini cukup menggelikan bagi sebagian orang, khususnya kaum wanita. Namun bagi ikan piaraan, cacing sutera merupakan jenis makanan alami yang sangat bergizi, sehingga berperan bagus bagi pertumbuhan ikan.
Cacing Sutera merupakan jenis binatang yang berkelamin ganda (hermaprodit) dengan proses perkembangbiakan secara bertelur. Daur hidup cacing ini mulai dari telur hingga menjadi dewasa dan bertelur sekitar 50-60 hari.

Memulai Usaha Budidaya Cacing Sutra
Mengambil cacing sutera dari alam tentu saja tidak dapat mengimbangi perkembangan kebutuhan para breeder ikan. Karena itu penyedia cacing sutera belum bisa memenuhi sepenuhnya permintaan. Cacing sutera hasil tangkapan dari alam tidak sepanjang waktu tersedia, cacing ini biasanya mudah dijumpai pada saat musim kemarau dimana air sungai surut. Namun pada saat musim penghujan dimana air sungai meluap, habitat cacing akan tersapu air sungai sehingga sulit diperoleh.
Karena itu langkah yang diambil adalah memeliharanya.
Bibit cacing sutera biasanya diperoleh dengan cara mengambil langsung di alam, seperti selokan dan kolam-kolam tanah atau membeli di toko-toko pakan ikan. Media yang digunakan untuk budidaya cacing sutra umumnya berupa kolam kubangan lumpur dengan ukuran 1x2 m atau 2x4 m dan kedalaman 40-50cm.
Namun ada cara yang lebih mudah dan lebih intensif dalam memelihara cacing sutera ini, ketimbang dengan media kolam. Yakni dengan menggunakan nampan plastik dan disusun dalam rak vertikal sehingga hemat lahan dan memaksimalkan hasil panen.
Teknik budidaya dengan menggunakan nampan plastik atau baskom akan menjadikan pengelolaan dan perencanaan produksinya lebih mudah.
Dengan cara ini pula, biaya penyusutan bisa diminimalisir serta bisa menerapkan SCRS (Semi-Closed Re-sirculating System) alias mendaur ulang air dengan bantuan pompa air yang mendistribusikannya dari kolam/tabung penjernih kembali ke wadah budidaya. Untuk meningkatkan kualitas oksigen terlarut dalam kolam penampungan/penjernih air bisa menggunakan aerator ataupun blower.
Rak penyusun wadah bisa terbuat dari kayu atau bambu. Namun waktu ekonomis dan kekuatan dari kedua bahan tersebut tidak lama meski lebih murah. Opsi lain adalah menyusun wadah dalam rak besi atau alumunium namun biaya pembuatannya yang lebih mahal diimbangi dengan masa pakai dan kekuatan yang lebih bagus.
Untuk penyiapan habitat cacing sutera menggunakan lumpur yang kaya unsur organik. Lumpur ini bisa diambilkan dari lumpur dari kolam pemeliharaan ikan misalnya ikan lele. Namun bila sulit ditemukan bisa menggunakan campuran lumpur  sawah/saluran air, kotoran ayam, ampas tahu, dedak dengan komposisi 5 : 1 : 1 : 1 dan ditambah bahan probiotik/tetes tebu (molase).
Biarkan campuran lumpur ini selama satu minggu untuk proses fermentasi dalam wadah tertutup (tong/gentong) dan diberi lubang angin kecil untuk kebutuhan oksigen selama proses fermentasi berlangsung. Setelah kurang lebih seminggu media lumpur siap dijadikan sebagai habitat budidaya cacing sutera dengan ciri-ciri tidak menimbulkan bau busuk. Lumpur fermentasi ini kemudian disebarkan ke masing-masing wadah budidaya dengan ketebalan lk 4-5 cm dan biarkan selama seminggu sebelum penebaran bibit cacing.
Pakan cacing bisa dibuat seperti halnya membuat lumpur media budidaya yaitu dalam wadah tertutup (dan diberi saluran oksigen) dengan mencampur bahan-bahan organik seperti dedak, ampas tahu dan kotoran ayam dan biarkan mengalami fermentasi selama seminggu. Pemberian pakan hasil fermentasi ini bisa diberikan seminggu sekali ke dalam masing-masing wadah.
Panen perdana dilakukan setelah bibit cacing dipelihara selama kurang lebih 60 hari, panen berikutnya bisa dilakukan setiap seminggu sekali. Panen bisa dilakukan dengan bertahap yaitu tidak mengambil keseluruhan cacing namun mengambil lapisan atas media budidaya (2 cm lapisan teratas). Hal ini dilakukan agar produksi atau panen dapat dilakukan secara kontiniu setiap hari. Sehingga kita pun bisa memanen duit hasil penjualan cacing ini setiap hari pula.
Perlu diingat, setiap kali melakukan panen, media budidaya perlu diberikan pupuk tambahan yang proses pengolahannya sama seperti pembuatan media budidaya.
Jadi, apakah anda tertarik mencoba usaha ini? #

Jumat, 26 September 2014

KAYA DARI BETERNAK CACING


BETERNAK cacing atau budidaya cacing , mungkin masih menjadi kegiatan aneh, dan belum familier di telingga kita . Bagaimana mungkin , cacing yang dikenal menjijikkan itu diternakkan , dan bahkan memiliki prospek cerah?
Namun , tingginya permintaan untuk kebutuhan farmasi , kosmetik , maupun pakan ternak mampu membuat sirna keraguan-raguan akan potensi dan prospek cerah budidaya cacing Lumbricus rubellus ini.
Komoditas cacing juga diharapkan menjadi bisnis agri masa depan yang selaras dengan misi setiap negara dalam melestarikan lingkungan. Modal awal untuk memulai usaha ini juga tidaklah besar, karena cukup membeli indukan dan memanfaatkan pekarangan rumah kita sebagai lahan pembibitannya.
Penasaran? Sebagai gambaran awal, kita mungkin bisa simak sedikit cerita dari Abdul Aziz Adam yang kaya dari berbisnis cacing. Jangan kaget kalau mendengar omset usaha Adam mencapai Rp 300 juta per bulan.

Lanjutan artikel ini dapat Anda baca di situs www.agroplus.co.id --- http://agroplus.co.id/kaya-dari-beternak-cacing/

Minggu, 21 September 2014

ANALISA LABA RUGI BETERNAK KAMBING


KEBUTUHAN kambing untuk wilayah Asia khusunya Indonesia dan timur tengah memang meningkat setiap tahunnya. Hal ini mungkin karena adanya budaya aqikah dan qurban,. setiap hari selalu ada anak yang diaqikah di satu kecamatan, berarti setiap hari ada minimal satu ekor kambing yang dipotong.
Belum lagi permintaan penjual sate kambing, rumah makan atau restoran-restoran dan hotel yang menyediakan menu daging kambing. Jadi kita pastikan kambing tidak akankehilangan pasar.
Harga daging kambing memang tidaklah semahal daging sapi, tapi perawatan dan manajemen budidaya ternak kambing juga jauh lebih sederhana daripada ternak sapi, selain itu modal ternak kambing juga jauh lebih murah baik dari segi bibit, pakan ternak dan biaya kesehatan.
Kelebihan lain dari bisnis kambing adalah kita tidak perlu menunggu lama untuk kambing memasuki usia dewasa. Selain mudah dalam memeliharanya, modal yang dibutuhkan juga tergolong kecil. Dalam 2 tahun seekor kambing betina dapat beranak hingga tiga kali. Bayangkan profit yang bisa kita dapatkan.
Selain itu susu dan kotoran kambing juga dapat dipasarkan dalam bentuk susu kambing dan pupuk kandang. Bahkan banyak pula yang baru setahun menekuni usaha ternak kambing hasilnya sudah kentara. Seorang peternak besar bahkan berani berinvestasi sebesar 300 juta rupiah untuk membeli kambing unggulan. Di antaranya kambing etawa, boer dan kabing sanen.
Tentunya tidak semua dipasarkan sebagai pedaging, hanya etawa jantan dan boer. Jenis etawa betina dan sanen dipasarkan dalam bentuk susu kambing.
Jadi, anda tertarik untuk beternak kambing? Eits, tunggu dulu, walaupun kesannya mudah dan sangat menguntungkan, kita harus cermat juga menghitung laba ruugi dari beternak kambing ini. Tetap diperlukan juga hitung-hitungan yang matang sebelum menekuni bisnis ini.
Perhitungan laba rugi ternak kambing dapat dianalisa secara sederhana dengan menghitung faktor-faktor produksi dan membandingkannya dengan pendapatan total.

Faktor Produksi
Faktor-faktor produksi dalam ternak kambing di antaranya: bibit, kandang , pakan, tenaga kerja dan biaya kesehatan ternak .
Secara perhitungan angka-angka bisnis ternak kambing dapat dirinci sebagai berikut:
1.Modal (faktor produksi) / 10 ekor kambing:
    - Bibit (anak kambing) = Rp 2.000.000/ 10 ekor
    - Kandang dan peralatannya = Rp. 3.000.000 (kandang kambing sederhana)
    - Pakan hijauan = Rp 60.000/ bulan
    - Pakan konsentrat = Rp. 120.000/ bulan
    - Upah tenaga kerja = Rp. 600.000/ bulan
    - Total pengeluaran bulan pertama= Rp. 5.780.000
    - Total pengeluaran 8 bulan berikutnya = 8 x 780.000 = 6.240.000
    - Total pengeluaran selama 9 bulan = Rp. 12.020.000
2. Pendapatan
    - Harga jual kambing saat ini = Rp. 1.300.000 (harga minimal kambing dewasa umur 9
       bulan)
    - Pendapatan dari penjualan kambing = 10 x Rp. 1.300.000 = Rp.13.000.000
    - Keuntungan yang didapat di periode I= Rp. 980.000 (hanya dari penjualan kambing
       dewasa)

Dari perhitungan sederhana diatas dapat kita simpulkan bahwa dengan memelihara 10 ekor kambing seorang peternak dapat memperoleh laba sebesar Rp 980.000/ 9 bulan. Perhitungan tersebut dengan asumsi kita tidak memperoleh anak kambing dari peternakan tersebut, asumsi ini memang jarang terjadi sebab biasanya 1 ekor kambing betina dewasa akan menghasilkan anak minimal 1 ekor per tahun.
Pada periode berikutnya biasanya modal yang dikeluarkan akan semakin berkurang sebab biaya kandang tidak dikeluarkan lagi.
Hitung-hitung analisa di atas hanyalah analisa secara kasar dan sederhana saja, jika kita analisis lebih mendalam maka akan ada sumber pendapatan lain seperti kotoran kambing dan anak kambing yang dihasilkan.
Jadi jangan langsung putus asa dengan melihat angka-angka pada perhitungan laba rugi di atas sebab ada beberapa faktor produksi yang bisa dioptimalkan lagi, seperti biaya tenaga kerja, jika tenaga kerja tersebut adalah anda sendiri maka biaya itu bisa dihilangkan, hijaun makanan ternak juga bisa dihilangkan bial anda menanam atau menyabitnya sendiri. #

Minggu, 14 September 2014

AYAM SERAMA, SI GAYA YANG MAKIN POPULER

AYAM Serama atau juga dikenal dengan sebutan ayam Serama Malaysia merupakan sejenis ayam kate yang berasal dari negara Malaysia semenjak ditemukan pada 50 tahun yang lalu. Ayam serama ini sebenarnya merupakan sejenis ayam buatan atau ayam hasil persilangan dari ayam lokal malaysia dengan ayam cebol dari Jepang, ditemukan oleh seorang dokter hewan yang bernama Wee Yean Een dari kelantan.
Dialah yang selanjutnya memberi ayam kecil itu sebuah nama “Serama” diambil dari kata “Srirama” salah satu watak dalam kesenian wayang kulit melayu.

Ukuran tubuh serama dewasa hanya sekepal tangan orang dewasa. Beratnya pun hanya sekitar 300 gram per ekor. Meski bodinya imut, ayam ini suka pamer, dengan membusungkan dada dan berjalan gemulai layaknya di atas catwalk. Akan sangat menyenangkan melihatnya.
Jika terus kita perhatikan, ayam ini seperti pamer kemolekan, akan segera mengangkat dada dan berjalan layaknya peragawan, meluruskan ekornya tegak keatas hingga 90 derajat serta mengibaskan kedua sayapnya hingga menyentuh tanah.
Tapi, layaknya manusia, ayam Serama pun sering kali mengalami bad mood. Apabila sedang tidak berhasrat tampil, saat kontes dimulai sang ayam hanya berjalan hilir mudik kebingungan sambil menggigiti bulu-bulunya.
Jenis ayam serama ini untuk pertama kali dipamerkan ke dunia internasional pada tahun 1990. Pada tahun 2000 jenis ayam serama ini memperoleh masa keemasan dimana popularitas daripada ayam jenis ini sangat diminati oleh masyarakat luas.
Setelah melewati masa popularitasnya tersebut pada tahun 2004 secara dramastis ayam serama hilang dari pasaran karena maraknya virus penghancur kekebalan tubuh pada unggas yaitu virus H5N1 atau biasa disebut dengan virus flu burung.
Tapi kini popularitas Serama, si ayam mungil yang suka bergaya ini naik lagi.
Para hobiis mulai tekun kembali membiakkan ayam tersebut. Di berbagai daerah peminatnya mulai bermunculan, bahkan yang baru kenal mulai banyak berburu Serama melalui berbagai situs jual beli online.
Harganya pun semakin meroket. Semakin kecil ukurannya dan terlihat proporsional, harga semakin meroket. Harga ayam dewasa mulai dari Rp 4 juta hingga Rp 5,5 juta per ekor. Bahkan bisa Rp 20 juta-Rp 30 juta per ekor jika tampilannya memang aduhai. Apalagi, kalau corak bulunya terang, membuat harganya bisa sampai Rp 50 juta per ekor.
Tak heran pembudidayanya bisa mendapatkan pemasukan ratusan juta rupiah per bulan.
Permintaan ayam Serama makin banyak karena kontes ayam lagi booming di negara kita.


Jenis-jenis ayam serama
Ayam serama berbeda dengan ayam kate apalagi dengan ayam kampung. Meskipun memiliki bobot yang kecil namun ada perbedaan di antara bentuk fisiknya. Hanya saja ayam serama memiliki tubuh yang lebih mini dan ringan, kadang ayam serama ini hanya memiliki bobot separuh dari bobot ayam kate. Adapun bentuk tubuh dari ayam serama adalah sebagai berikut:
1)   Tipe Slim (Ramping)
Ini adalah tipe ayam serama yang langsing sesuai dengan namanya Slim. Ayam tipe ini berdiri tegak seperti halnya tentara yang berbadan tegap. Sayap menggantung kebawah tidak melipat keatas seperti halnya ayam biasa. Berat badan serama tipe ini berkisar 300 gram atau setara dengan burung merpati lokal yang kecil.
2)  Tipe Apple (Bulat)
Ini adalah hasil penyempurnaan dari tipe slim dengan memperbaiki karakteristik dari ayam yang sudah ada. Sesuai dengan namanya ayam ini memiliki tubuh bulat seperti buah apel, sayap menjuntai kebawah. Salah satu kelebihan ayam ini adalah dadanya yang lebar membusung seperti ayam yang berlagak sombong, kepala sedikit ditarik kebelakang sehingga jarak dengan ekornya menyempit.
3)  Tipe Ideal (Konvensional)
Tipe jenis ini adalah hasil pengembangan atau persilangan antara tipe apel dan slim. Ayam ini mendapatkan bkelebihan dari dua tipe ayam sebelumnya, dadanya membusung keatas namun kakinya nampak ramping, sayap menjuntai kebawah, ayam ini lebih nampak angkuh dan sombong. Dalam arena kontes biasanya ayam tipe ideal ini lebih sering mendapatkan predikat juara karena mempunyai tubuh yang ideal dan eksotik

Cara Budidaya Ayam Serama 
         
Cara merawat serama pun tidak begitu sulit dan tak berbelit-belit. Kebutuhan hidupnya sama seperti ayam buras lainnya. Salah-satu kendala yang mungkin sedikit rumit yaitu ayam kecil ini memiliki kaki yang kecil dan pendek menyebabkan pejantan sulit untuk melakukan penetrasi ketika hendak kawin. Akibatnya proses percintaan mereka menjadi tidak mesra dan sering tidak mengenai sasaran. Hal ini bisa dibantu dengan cara perkawinan paksa dengan cara memegang si betina kemudian disodorkan ke pejantannya.
Cara berternak ayam serama ini harus dilakukan secara intensif:
1)    Pakan yang digunakan bisa berupa dedak dengan campuran jagung
2)    Pemberian multivitamin untuk setiap harinya dicampur dengan air minum
3)   Kandang terpenuhi sinar matahari, sirkulasi udara cukup, & kandang harus kering dan bersih
4)    Betina siap kawin pada usia 5 – 6 bulan, dan pejantan pada usia 4 bulan
5)  Sistem kawin gilir, dimana akan lebih baik apabila 1 ayam betina dipaksa melayani 3 atau lebih pejantan sehingga peluang keberhasilan bisa maksimal.
6)      Waktu kawin yang baik yaitu pada sore hari atau cuaca mendung dan dingin

Meskipun ukuran tubuhnya sangat kecil tetapi serama termasuk jenis ayam yang bernafsu birahi tinggi. Ia tak segan-segan jatuh cintrong kepada ayam berbadan lebih besar.
Pejantan muda sehat harus bisa menyalurkan hasratnya sebanyak 6 – 8 kali setiap harinya.
Adapun kesuburan ayam serama ini sangat dipengaruhi oleh cuaca, cuaca terlalu dingin bisa menurunkan kemampuan ayam betina dalam menghasilkan telur. Sebab sebagian besar makanan digunakan untuk produksi energi guna mempertahankan panas badan bagi telur-telurnya. Jadi ayam serama yang diternak di daerah yang dingin harus memperoleh pakan dengan kandungan karbohidrat tinggi semisal jagung. #






Rabu, 10 September 2014

LABA RP 14 JUTA PER HARI DARI BEBEK HIBRIDA


KEHIDUPAN Fajar Santoso memang cukup berliku. Pensiunan pegawai negeri sipil ini pernah menjadi kepala desa Penambangan, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo. Sejak 2010, dia memilih jadi peternak itik dan memilih bebek hibrida sebagai “ATM hidup” untuk keluarganya. Dalam sehari, tingkat keuntungannya bisa mencapai Rp 14 juta. Hitung sendiri berapa penghasilannya setiap bulan.
Fajar Santoso mengenal bebek hibrida sejak tahun 2010. Bebek hibrida merupakan persilangan antara mentok (itik manila) betina dan itik peking jantan. Berdasarkan catatan, ini sebenarnya sama dengan konsep “mencetak” tiktok (persilangan itik dan mentok), yang pernah dikembangkan Gunawan Santoso di Depok, atau yang di mancanegara dikenal sebagai mule duck.
Bebek hibrida memiliki pertumbuhan luar biasa. Hanya dalam umur 45 hari, bobot badan rata-rata bisa mencapai 1,6 kg, dan sudah layak potong atau sesuai dengan permintaan restoran. Dagingnya juga lebih lembut (karena masih muda), lebih gurih (seperti ayam kampung), tidak berbau amis, dan rendah kolesterol.
Selama ini, sebagian besar restoran dengan menu itik/bebek menggunakan bahan itik lokal, terutama itik jawa, dengan masa pemeliharaan yang lebih lama. Bahkan tidak sedikit warung makan yang menggunakan bahan berupa itik petelur yang sudah afkir, sehingga dagingnya agak alot.
Dengan keunggulan inilah, bebek hibrida mudah sekali menembus pasar, khususnya restoran / warung makan. Fajar pun setiap hari harus memotong 500 – 750 ekor bebek hibrida untuk memenuhi pesanan yang terus mengalir.
Lelaki itu beternak bebek hibrida dengan memanfaatkan lahan kosong di belakang rumahnya. Ia memberi sekat-sekat untuk membedakan usia bebek yang siap dipanen dan bebek yang masih muda.
“Perawatannya pun gampang. Agar unggas tidak kena mudah terserang penyakit, kandang harus diseterilkan dengan gamping (kapur). Makanannya juga sederhana, bisa dibelikan produk pabrikan atau membuat pakan sendiri, misalnya dedak, bekatul, ampas tahu, dan enceng gondok,” ujarnya.
Selain bisa dijadikan itik pedaging, bebek hibrida juga bisa difungsikan sebagai itik petelur. Tapi telur yang dihasilkan bebek hibrida, sebagaimana tiktok, bersifat infertil atau tidak akan pernah bisa menetas. Ini sama seperti bekisar, persilangan ayam hutan dan ayam kampung, yang selalu menghasilkan telur infertil.
Karena perkembangan ternaknya yang melaju cepat, Fajar Santoso kini memperkerjakan 25 pekerja yang berasal dari warga desa setempat. Ia juga sudah mampu mengembalikan modal usaha sekitar Rp 50 juta hanya dalam 1 tahun.
Ada yang berminat membudidayakan bebek hibrida, baik sebagai penghasil day old duck/DOD (meri umur 1 hari) atau langsung menjualnya sebagai itik pedaging? #
(Sumber : omkicau.com)

Selasa, 09 September 2014

BETERNAK ITIK TANPA AIR

BETERNAK itik sudah umum dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat di perdesaan. Pola budidaya sederhana itik digembalakan di lahan lahan sawah yang sedang panen. Sisa limbah panen menjadi arena mencari pakan gratis bagi peternak itik.
Selama masih ada lahan lahan sawah yang masih bisa panen tentunya lahan penggembalaan bagi itik tidak ada masalah. Ironisnya sekarang ini banyak lahan lahan sawah yang beralih fungsi dan itu artinya ancaman bagi petani ternak itik dalam menggembalakan itik dilahan lahan sawah.
Solusi teknologi yang terus berkembang sudah sepatutnya untuk bisa diterapkan oleh petani ternak itik untuk mau dan mampu merubah pola budidaya itik. Salah satu teknologi yang dianjurkan budidaya itik tanpa air, dan bisa dilakukan dilahan lahan pekarangan di rumah keluarga petani ternak itik..
Budidaya itik tanpa air adalah cara budidaya itik dikandangkan secara intensif atau semi intensif, Dengan itik hidup didalam kandang berarti ada jaminan keamanan itik terhindar dari keracuanan pestisida yang kemungkinan masih tersisa di limbah panen.
Itik dikandangkan secara intensif atau semi intensif, konsekkuensi yang harus dilakukan petani ternak itik harus mau dan mampu menyediakan pakan yang berkualitas dan minum bagi itik yang ditempatkan pada ember atau tempat minum buatan pabrik,.

Perkandangan itik tanpa air .
Beralihya pola budidaya itik tradisional ke budidaya itik tanpa air, kandang merupakan persyaratan utama yang harus mau dan mampu disediakan oleh petani ternak itik.
Kandang yang digunakan pada budidaya itik tanpa air berupa kandang intensif atau semi intensif, sebagaimana yang sudah umum dilakukan petani di daerah Cirebon dan Tegal.
Petani di Cirebon dan Tegal menggunakan kandang semi intensif berlantai tanah padat, bahan kandang relatif berharga murah. Kandang semi intensif fungsi kandang sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan dan disediakan halaman umbaran yang berpagar untuk tempat itik bermain.

Budidaya itik tanpa air pada itik penghasil telur konsumsi dan pedaging tidak diperlukan kolam, kecuali pada budidaya itik penghasil telur tetas. Kolam hanya diperlukan untuk perkawinan itik secara alami.
Kandang harus dalam keadaan bersih dan berventilasi. Kandang sehat menghadap ke timur agar mendapatkan sinar matahari pada pagi hari.
Kepadatan kandang juga harus diperhitungkan untuk kenyamanan dan kesehatan itik. Teknologi yang dianjurkan untuk pengisian kandang mengacu pada pedoman berikut

Pakan itik tanpa air.
Pakan merupakan faktor penting dalam keberhasilan budidaya itik tanpa air. Konsekuensi perubahan pola budidaya itik tanpa air masalah gizi pakan harus mendapatkan kepedulian dari peternak itik.
Pakan yang diberikan pada itik harus mengandung gizi pakan terdiri dari karbo hidrat, protein, mineral dan vitamin. Biaya operasional budidaya itik 60 - 70 % merupakan biaya pakan. Untuk menghindari biaya pakan perlu diperhatikan tata cara pemberian pakan yang dianjurkan ;
1. Pakan yang diberikan dalam keadaan segar. Jangan pernah memberikan pakan sisa pakan itik. Sisa pakan itik sudah mengandung racun yang berbahaya untuk keamanan kesehatan itik. Jadwal pemberian pakan itik dianjurkan 2 kali sehari pada jam 7 pagi dan jam 15. 00 dengan peramuan pakan dilakukan setiap waktu menjelang pemberian pakan pada itik.
2. Pemberian pakan itik sesuai umur itik, pada itik umur 1 minggu diberikan konsentrat, itik umur 2 - 4 minggu konsentrat diganti dengan tepung ikan yang juga dapat dibuat sendiri dari ikan yang direbus kemudian dijemur dan digiling menjadi tepung, Pemberian tepung ikan dicampur nasi kering dan bekatul. Pada umur itik 1,5 bulan untuk 100 ekor itik diperlukan pakan 10 kg dan saat itik berumur 3 bulan pakan yang diberikan harus berkurang untuk 100 ekor itik hanya diperlukan 9 kg pakan. Setelah itik berumur 5 bulan pakan yang diperlukan 15 kg untuk 100 ekor itik
3. Berikan pakan dalam keadaan agak kering, artinya meskipun dicampur air jangan sampai seperti bubur. Selain itik tidak suka pakan seperti bubur juga akan menimbulkan tumbuhnya jamur atau racun yang akan membahayakan kesehatan itik
4. Orang yang memberikan pakan pada itik jangan berganti ganti, agar itik tidak stres. Berikan itik air minum secukupnya dan ganti air minum jika keadaannya kotor dan jagalah kebersihan peralatan pakan dan hindarkan tumbuhnya jamur pada peralatan pakan. #
(Sumber : cybex.deptan.go.id)

Minggu, 07 September 2014

SAFRIL, PIONIR BUDIDAYA LELE PHYTON DI SUMUT


SIAPA yang tak kenal lele? Ikan dengan kumis panjang ini akrab di telinga masyarakat dan menjadi pilihan untuk usaha. Selama ini varietas lele bertumpu pada lele dumbo dan sangkuriang. Kini, muncul lele jenis baru bernama python yang dikembangkan di Sumatera Utara.
Adalah Safril Ketua Pembudidayaan Lele Python Langkat yang mengklaim lele python lebih menjanjikan dibanding lele dumbo. Safril mengembangkan lele python di kawasan Desa Banyumas, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, beberapa tahun terakhirTidak hanya mengedepankan bisnis, Safril membagikan bibit lele secara gratis kepada masyarakat, agar bisa memulai usaha pengembangbiakkan lele python. Kelak, dia ingin Langkat menjadi sentra pembudidayaan lele phyton di Sumatera Utara dan bisa membantu ekonomi rakyat Langkat.
"Kami melihat sentra-sentra ekonomi untuk kerakyatan mana yang bisa lebih membantu income masyarakat. Misalnya untuk membantu uang sekolah anak dan lainnya. Kami melihat lele python pilihan yang bagus,” ujarnya.
Di lahan seluas 1.600 meter dan dengan 24 kolam yang diisi lele, Safril mengungkapkan pilihannya memilih lele python. Berangkat dari keresahannya agar ekonomi rakyat bisa terangkat. Safril bersama beberapa temannya, sepakat membuat budidaya lele. “Kami melihat ikan lele jumbo baru bisa dipanen dalam tiga bulan, ikan gurame selama enam bulan. Kalau lele python hanya satu bulan setengah sudah bisa dipanen dan dijual dengan rata-rata lima sampai delapan ekor satu kilo,” ujarnya di lokasi Pembudidayaan Lele Python, Desa Banyumas, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumnatera Utara.
Dia menambahkan, meski varietas baru, lele python tidak sulit dipelihara. Lele Phyton merupakan perkawinan silang antara Lele Afrika dan Lele Thailand. Hampir sama dengan lele pada umumnya, namun tingkat kematian lele ini hanya 5-10 persen. Persentase rendah ini tercapai, karena sejak kecil sudah diberikan imune. Salah satu indikator tingginya kualitas lele phyton bisa dilihat dari konversi pakannya. Memiliki FCR (Food Convertion Ratio) 1:1, maka satu kilogram pakan yang diberikan kepada lele phyton juga akan menghasilkan sekilo daging. Bandingkan dengan FCR milik lele sangkuriang yang punya perbandingan 1: 0,81.
“Sejak bayi sudah kami berikan imune berupa super tetra, agar bisa aman terjamin. Lele ini lebih lincah dibanding lele lainnya dan bentuknya agak ramping. Kalaupun lele ini berkelahi sesama jenisnya, dan ada yang luka kena patil, maka lukanya cepat sembuh,” timpalnya.
Untuk bisa mengembangkan budidaya lele ini, mantan anggota DPRD Langkat periode 1999-2009 ini harus terbang ke Kabupaten Pandeglang, Banten. Daerah ini menjadi sentra pembudidayaan lele python kali pertama di Indonesia. Di Padeglang, Ketua PDIP Langkat serius mempelajari detail cara pembudiyaan lele ini langsung dari para ahli. Kurang lebih dua minggu, bapak lima anak ini berada di Padeglang.
Setelah itu, saat kembali ke Sumatera Utara, Safril membeli 10 pasang indukkan untuk dikembangkan. Satu indukan dibelinya Rp3 juta. Tak disangka, sampai di Medan, wilayah pembudidayaan yang sudah siap pakai, langsung difungsikan. Lele tersebut sukses dipanen dan sudah punya ribuan bibit.
Kini Safril mengenalkan dan membagikan bibit lele ini untuk dimanfaatkan warga. Masing-masing kelompok masyarakat peternak ikan mendapatkan bibit dan dia pun memberikan penyuluhan gratis kepada masyarakat yang ingin tahu bagaimana cara memelihara lele ini.
Sejatinya, kata Safril, Langkat bukan daerah pertama di Sumatera Utara yang mengembangkan lele ini. Sebelumnya, Safril membuka di Batubara, sayang karena kurang dukungan, Safril lantas membuka di Langkat dan tak dinyana sukses sesuai target, bisnis dan misi sosial. “Sekarang, ini jadi yang pertama di Sumatera Utara,” ungkapnya.
Safril tidak meragukan pangsa pasar lele jenis baru ini. Meski masih samar terdengar di Sumatera Utara, dia yakin usaha ini sangat menjanjikan dibanding lele jenis lain. Di Pandeglang saja, lele jenis ini sudah menjadi pilihan dalam usaha lele penyet atau pecal lele.
Satu yang menjadi keunggulan varietas lele ini tak lain produktivitas tinggi mencapai 30 sampai 50 ribu sekali bertelur. Dengan stok yang kini dipunyai Safril mencapai 300 ribu ekor ikan, sudah banyak permintaaan dari daerah lain. Aceh, Pekanbaru sudah mengirimkan permintaan 75 ribu ekor. “Provinsi lain sudah meminta pesanan sampai 75 ribu ekor, namun kami belum bisa memenuhi semua. Karena, kami harus pastikan di Sumut dulu,” tegas mantan pemain klub sepakbola Indonesia, PSMS Medan era 80-an ini.
Dia mengurai dalam 1000 ekor lele ini, masyarakat sudah bisa mendapatkan paling sedikit Rp800 ribu sekali panen. Dalam 1000 ekor bisa menghasilkan 120 kg lele. Jika lele dumbo dijual Rp15 ribu per kilo, maka lele python cukup Rp12 ribu per kilo saja sudah menguntungkan. Satu bibit lele dijual Safril seharga Rp100 sampai Rp400 tergantung jenis. Untuk bibit lele 06 dihargai Rp100, 08 Rp200, 010 Rp300 dan 012 Rp400. Harga bibit ini memang terbilang sangat murah. Harga yang disengaja, agar masyarakat mampu membeli. Untuk bibit 012, lanjut Safril sudah termasuk bibit unggul yang bisa dipanen sebelum masa sebelum setengah.
“Di luar sumbangan bibit gratis, jika untuk masyarakat ingin membeli 1000 ekor bibit menghabiskan dana Rp200 ribu ditambah pakan Rp500 ribu, jadi biaya hanya Rp700 ribu. Sementara dengan harga jual Rp12 ribu per kilo sudah bisa menghasilkan kurang lebih Rp1,5 juta. Makanya saya bilang ini menguntungkan. Kami juga menerima hasil panen warga, jika mereka kesulitan memasarkannya,” ungkapnya.
Pria kelahiran 11 Agustus 1960 ini mengatakan, dari 24 kolam yang dibuat di lokasi pembudidayaan sudah 12 kolam yang habis, lantaran dibagi-bagikan ke warga. “Jadi konsepnya, kami berikan gratis ke masyarakat hanya untuk kali pertama. Kami tidak akan berikan untuk orang yang sama kedua kali. Saya memang tidak terlalu memikirkan profiit dulu saat ini, yang penting masyarakat Langkat bisa ikut membudidayakan lele ini dan bisa menambah penghasilan keluarganya. Semoga lele ini juga bisa jadi komoditi yang terkenal dari Langkat,” bebernya.
Namun, Safril tidak menutup peluang bagi masyarakat di daerah lain di Sumatera Utara yang ingin mendapatkan bibit gratis darinya. “Boleh, dari daerah lain boleh minta. Akan kami berikan, sepanjang benar-benar dipelihara dan dikembangbiakkan,” tuturnya.
Alumni IAIN Padang ini mengatakan awal membangun Sentra Pembudidayaan Lele Python di Langkat, menghabiskan dana Rp50 juta. Ini mulai dari pembuatan kolam, bibit, dan biaya operasional lainnya. Untuk kolam, Safril tidak hanya bertumpu pada kolam tanah dan batu, namun dia memanfaatkan bahan plastik terpal berwarna biru. “Jadi tidak harus repot kalau memang mau. Jika lokasi di rumah terbatas, tinggal ambil bambu dan dirangkai sederhana dan dialasi terpal sudah bisa kok,” timpalnya.
Saat memulai ini, Safril juga sempat mengalami kendala, yakni kehilangan indukkan yang dari pertama dia beli di Pandeglang lantaran hanyut saat hujan deras di lokasi. “Ada yang sudah sebesar anak bayi, tapi hanyut saat banjir besar. Saya perkiraan kolam tidak akan menguap, rupanya salah prediksi. Tapi sekarang sudah diantisipasi,” tukasnya.
Soal nama lele ini, Safril mengaku cukup unik. Selain sudah dikenal di Pandeglang, dia suka menyebutnya sebagai lele yang fit dan lincah dengan beratnya ber ton-ton. “Rasanya juga lebih enak, karena lele ini gesit. Jadi kandungan lemak di dalam tubuhnya sedikit. Apalagi, lele mengandung omega tiga yang baik untuk tubuh,” ucapnya.
Safril mengaku modal awal Rp50 juta itu tidak jadi masalah, melihat antusias warga sangat luar biasa, termasuk Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu. Bupati juga hadir dalam peresmian lokasi sentra pembudidayaan lele python ini. Beliau memberikan apresiasi kepada Safril, karena mau berkreasi dan berbuat untuk menaikkan pendapatan masyarakat melalui budidaya lele ini. Pada saat peresmian tersebut, Ngogesa Sitepu bahkan memberikan bantuan Rp20 juta kepada Safril dkk untuk pembuatan pakan lele (pelet) agar bisa berguna bagi semua masyarakat.
Kini, Safril mempersilahkan masyarakat yang ingin membudidayakan jenis ikan ini, untuk datang ke tempatnya, belajar dan berdiskusi mengenai tehnik-teknik budidaya. Atau mempersilahkan menghubunginya di nomor 087882199522/08126560682.

#
(Sumber : Majalah Pengusaha Indonesia)

Jumat, 05 September 2014

PEDOMAN PRAKTIS BUDIDAYA ITIK PEKING


BANYAK pertanyaan seputar DOD itik peking dan cara beternak itik jenis pedaging ini. Untuk itu kami menurunkan sebuah artikel yang ditulis oleh Bapak Ir. H. Idih Purnama Alam dengan judul “BUDIDAYA ITIK PEKING (PEKING DUCK)”. Beliau adalah pegawai Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, sehingga menjadi sangat pas lah ketika pakar dan ahlinya yang berbicara.

Latar Belakang
Seperti kita ketahui bersama, bahwa perkembangan perunggasan sejak awal tahun 2004 telah banyak didera dengan berbagai cobaan yang banyak mengakibatkan terpuruknya usaha di bidang perunggasan, baik itu peternak ayam ras (petelur/pedaging), ayam buras maupun peternak itik. Dimulai dengan adanya serangan penyakit unggas yang terkenal ganas yaitu penyakit avian influenza (AI) atau yang lebih populer dengan sebutan penyakit flu burung sampai dengan kenaikan harga bahan baku pakan ternak maupun pakan ternak jadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, kondisi seperti itu dirasa sangat menekan terhadap perkembangan perunggasan secara menyeluruh.Pembangunan sub sektor peternakan tidak bisa terlepas dari kegiatan pembangunan pertanian, karena pembangunan sub sector peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian, hal ini sejalan dengan apa yang telah dicanangkan oleh bapak presiden republik indonesia pada tanggal 11 juni 2005 tentang revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan (RPPK) di mana peternakan termasuk didalamnya.
Apabila kita amati bersama dari kondisi yang telah terjadi dalam pengembangan pembangunan peternakan fokus yang paling menonjol dan perlu mendapat perhatian serius adalah komodity perunggasan, hal ini disebabkan dengan banyaknya kasus penyakit ai maupun kenaikan harga pakan serta penurunan minat masyarakat terhadap budi daya unggas terutama unggas berupa ayam buras, malahan tidak sedikit kasus penyakit ai ini yang menyerang terhadap manusia, sehingga pembangunan perunggasan perlu disikapi dengan arif dan selectif serta harus bisa menciptakan terobosan alternatif untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan daging yang berasal dari unggas.
Dari pengalaman di lapangan ternyata ada komodity lain selain ayam ras pedaging yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan daging dengan waktu cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan ayam ras pedaging yaitu unggas air berupa itik peking (peking duck). Di mana peking duck mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produksi daging kurang dari 2 bulan bisa menghasilkan berat badan sekitar 3 - 3,3 kg, sehingga sudah siap untuk dipotong.hal ini telah dibuktikan oleh peternak di kapetakan kecamatan kroya kabupaten Cirebon di mana itik peking umur 53 hari bisa mencapai berat badan sekitar 3,25 kg. Seperti yang telah dimuat dalam harian kompas terbitan Juni 2007.
Dengan melihat kondisi seperti tersebut di atas kami mencoba membuat tulisan mengenai budi daya itik peking dalam rangka akselerasi pembangunan peternakan unggas air untuk pemenuhan kebutuhan akan daging dalam waktu yang relatif cepat, mudah dan bisa dikembangkan oleh masyarakat di pedesaan.

Maksud dan Tujuan
Maksud dari pola pengembangan pemeliharaan itik peking ini antara lain:
  1. Untuk mencari alternatif terobosan dalam rangka mempercepat produksi daging yang berasal dari unggas air (itik).
  2. Merubah pola usaha unggas air (itik) dari yang nomaden ke arah yang intensif.
  3. Menjadikan usaha unggas air (itik) menjadi usaha pokok masyarakat.
  4. Menciptakan peternak yang mandiri dan berkualitas (peternak tangguh).
  5. Menyediakan permintaan pasar terutama permintaan daging itik yang bekualitas.
Sedangkan tujuan dari budi daya itik peking (peking duck) ini antara lain:
  1. Meningkatkan produksi daging itik yang berkualitas.
  2. Meningkatkan pendapatan dari para peternak itik.
  3. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan.
  4. Mengurangi tingkat pengangguran.
  5. Memperkenalkan usaha peternakan itik jenis pedaging yang bisa menghasilkan daging kualitas prima dalam waktu relatif singkat
  6. Disamping penyediaan daging, juga bisa menghasilkan bulu itik (feathers duck) sebagai bahan kerajinan seperti shutle cok, jok kursi, kamoceng dll.
Permasalahan
Dalam setiap kegiatan, tentunya selalu timbul permasalahan baik permasalahan yang besar maupun pemasalahan kecil, dan setiap permasalahan perlu dicarikan alternatif pemecahannya. Masalah itik peking ini ada sedikit permasalahan yang kiranya perlu diambil langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan dan yang timbul pada saat ini diantaranya :
  1. Permintaan daging itik peking di pasaran cukup tinggi, tetapi sumber pasokan daging pada saat ini masih mengandalkan kepada daging import.
  2. Budi daya itik peking pada saat ini masih dikuasai oleh pengusaha besar, sedangkan peternak di pedesaan masih relatif sedikit.
  3. Penyediaan bakalan (DOD) peking masih bersifat tertutup, belum secara mudah didapatkan oleh masyarakat luas.
Pola Pengembangan Budidaya Itik Peking (Peking Duck)
System pemeliharaan
Untuk menentukan suatu bentuk usaha terutama dalam usaha ternak itik, maka yang pertama kali diperhatikan yaitu tujuan usaha, apakah tujuannya untuk menghasilkan daging konsumsi atau mau menghasilkan bibit supaya untuk langkah selanjutnya bisa ditentukan system pemeliharaan yang akan diambil.
Dalam usaha perunggasan terutama unggas air (itik) dikenal dengan system pemeliharaan yaitu:
  1. System pemeliharaan extensif
  2. System pemeliharaan semi intensif
  3. System pemeliharaan intensif
System pemeliharaan extensif, di mana pada system ini ternak-ternak dipelihara dengan cara di abur/digembalakan tanpa memperhatikan kandang maupun makanan, karena ternak-ternak tersebut dilepas di tempat-tempat yang mempunyai sumber pakan alami misalnya di daerah-daerah persawahan yang baru panen. Pemeliharaan ini dilaksanakan oleh para peternak yang bersifat tradisional dan nomaden, kondisi ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat bagian utara, karena daerah pantura ini merupakan daerah persawahan yang cukup luas sehingga menjadi potensi bagi pengembangan itik dengan system extensif.
Pemeliharaan dengan system semi intesif, di mana ternak-ternak yang di pelihara sudah memperhatikan kandang ternak dan diberi makan tetapi sewaktu-waktu dilepas untuk mencari makan sewaktu ada peluang pada saat panen padi ataupun pada tempat-tempat yang mempunyai potensi sumber pakan yang alami
Sedangkan pemeliharaan yang intensif, ternak-ternak peliharaan selalu di tempatkan dikandang dan diberi makan secara terus menerus serta sudah memperhatikan aspek-aspek teknis pemeliharaan ternak secara ilmiah dan sudah menggunakan teknologi-teknologi yang dianjurkan.
Untuk pemeliharaan itik peking (peking duck), lebih tepat apabila dilaksanakan dengan system intensif, hal ini disebabkan itik peking (peking duck) merupakan itik ras pedaging yang mempunyai kemampuan kecepatan pertumbuhan dalam waktu yang relatif singkat, di mana dalam kurun waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan berat badannya sudah bisa mencapai di atas 3 kg dengan kondisi makanan yang baik dan itik sudah siap dijual sebagai itik pedaging, dengan kualitas daging yang prima.
Dalam usaha budi daya itik peking (peking duck) ini dikenal beberapa tahapan pemeliharaan, terutama untuk usaha budidaya pembibitan sedangkan untuk budi daya penggemukan (penghasil daging) hanya dikenal 1 (satu) tahapan pemeliharaan.
Tahapan Pemeliharaan Pembibitan :
A. Pemeliharaan anak (masa starter)
Pemeliharaan anak/masa starter dimulai pada saat itik peking (peking duck) berumur 1 hari sampai umur 60 hari, di mana anak-anak itik dipelihara dalam kandang khusus yaitu untuk kandang anak dengan memakai pemanas/induk buatan dalam rangka menghangatkan tubuh dari anak itik tersebut, hal ini disebabkan pada umur 1-14 hari anak itik tidak tahan dengan cuaca dingin karena belum dilengkapi dengan bulu yang sempurna untuk menahan dingin, sehingga perlu adanya bantuan induk buatan sebagai penghangat tubuh, serta anak itik diberi makan khusus yaitu pakan anak yang mempunyai kandungan protein sekitar 19 - 21% kadar protein dan lebih dikenal dengan pakan “starter”. Setelah umur 14 hari anak itik tersebut sudah mampu untuk menahan hawa dingin sehingga tidak perlu lagi dibantu dengan induk buatan (pemanas), di kandang ini bisa dipelihara sampai umur 60 hari bagi pemeliharaan pembibitan, selanjutnya setelah umur di atas 60 hari dipindahkan ke kandang masa pertumbuhan (grower). Untuk pemeliharaan anak ini bisa dalam bentuk postal ataupun menggunakan kandang box, untuk kandang box biasanya dilakukan pada umur 1 - 14 hari sedangkan dari umur 15 - 60 hari dilaksanakan pada kandang postal karena badan itik sudah mulai besar. Kapasitas kandang pada periode ini yaitu 10 - 15 ekor/m2.
B. Pemeliharaan masa pertumbuhan (periode grower)
Periode pemeliharaan itik peking pada masa pertumbuhan/masa grower, perlu diperhatikan ternak yang dipelihara, karena pada masa ini yang banyak dipelihara adalah itik peking (peking duck) betina sebagai calon bibit pengganti /replacement stock atau persediaan bibit dan juga itik peking jantan yang berfungsi sebagai pejantan pengganti. Untuk mempersiapkan peremajaan bibit, maka perlu dipersiapkan bibit pengganti yang mempunyai kelebihan atau keunggulan tertentu sebagai bibit pengganti, baik jantan maupun betina dengan sex ratio 1 : 4 ( 1 jantan 4 betina). Pada periode ini itik yang dipelihara berumur antara 61 hari sampai dengan 150 hari, sedangkan kapasitas kandang pada masa ini sekitar 6 - 8 ekor/m2.
C. Pemeliharaan peking duck layer/periode bertelur
Itik peking/peking duck yang sudah berumur 5 bulan atau lebih baik jantan maupun betina dikategorikan sebagai itik layer karena pada saat ini kondisi itik sudah bersiap-siap untuk memproduksi telur, ada yang mulai umur 5,5 bulan atau 6 bulan tetapi secara umum mulai bertelur normal pada umur 6 bulan. Itik-itik tersebut ditempatkan pada kandang khusus, yaitu kandang itik dewasa , kandang itik ini dilengkapi dengan tempat bertelur serta kandang umbaran atau lapangan tempat bermain yang dilengkapi dengan kolam/saluran air yang berfungsi untuk mandi itik dan mendinginkan tubuh pada saat siang hari dengan sex ratio sekitar 1 : 4 ( 1 jantan banding 4 betina). Ternak-ternak ini berfungsi sebagai bibit penghasil telur yang siap untuk ditetaskan sebagai sumber dod yang dipasarkan untuk bakalan pemeliharaan itik peking. Kapasitas dikandang dewasa sekitar 3 - 5 ekor/m2.

Tahap Pemeliharaan Penggemukan
Untuk pemeliharaan itik peking/peking duck dengan tujuan penggemukan hanya dilaksanakan dalam 1 (satu) masa pemeliharaan yaitu dari itik berumur 1 (satu) hari sampai itik peking tersebut siap dijual. Dengan makanan dan pemeliharaan yang baik ,berat badan itik peking yaitu mencapai sekitar 3,3 kg selama pemeliharaan kurang lebih 55- 60 hari yaitu mulai umur 1 hari sampai umur 55 hari. Pada umumnya itik-itik yang dipelihara untuk tujuan ini adalah itik peking yang jantan, tetapi yang betinanya pun mempunyai kemampuan yang sama dengan yang jantan hanya berbeda sedikit saja dalam hal berat.
Kalau kita bandingkan antara waktu pemeliharaan dengan hasil produksi daging yang dihasilkan antara itik peking/peking duck dengan ayam ras pedaging akan lebih unggul itik peking, di mana untuk itik peking dengan waktu pemeliharaan sekitar 53 - 55 hari bisa menghasilkan daging berat hidup sekitar 3,3 kg, sedangkan untuk ayam ras pedaging dengan jangka waktu pemeliharaan sekitar 32- 35 hari menghasilkan daging berat hidup sekitar 1,2 - 1,5 kg, sehingga apabila kita bandingkan dengan waktu yang sama maka akan diperoleh berat daging itik peking melebihi berat dari pada ayam ras pedaging. Silahkan buktikan!

Sistem Perkandangan
Sistem perkandangan dalam budi daya itik peking/peking duck bisa dikenal 3 tipe kandang diantaranya :
1. Tipe kandang battery
Dalam tipe kandang ini, ternak dikandangkan satu persatu dalam satu kotak dengan ukuran yang hanya cukup untuk 1 ekor itik peking/peking duck dewasa, dengan ukuran kandang panjang x lebar x tinggi (45 x 45 x 35 cm). Dengan tipe kandang ini biaya untuk kandang relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tipe kandang yang lain. Dengan tipe kandang battery ini, maka sistem perkawinannya harus menggunakan kawin buatan (insiminasi buatan) yang dilakukan oleh tenaga manusia yang ahli dalam insiminasi buatan dengan istilah inseminator. Pada tipe kandang ini kondisi ternak maupun produksi telur dari pada itik peking/peking duck bisa terkontrol secara satu persatu, apakah produktivitasnya tinggi atau rendah, begitu juga dalam pengontrolan penyakitnya akan lebih mudah terkontrol.
2. Tipe kandang postal
Dalam usaha ternak itik yang menggunakan tipe kandang postal, di mana ternak-ternak peliharaan ditempatkan dalam satu ruangan besar dengan jumlah ternak tertentu, di mana pemberian makan dan minuman ditempatkan di dalam ruangan kandang, sehingga ternak itik yang dipelihara selalu berada di dalam ruangan, biasanya tipe ini dalam pemeliharaan itik hanya digunakan untuk itik starter dan grower/masa pertumbuhan tetapi adakalanya digunakan untuk itik periode layer. Kapasitas itik untuk tipe kandang postal ini tergantung dari pada jenis itik yang dipelihara apakah jenis itik starter atau itik grower, untuk umur itik periode starter kapasitas kandang yang digunakan yaitu sekitar 10 - 15 ekor/m2, sedangkan apabila digunakan untuk preiode grower yaitu sekitar 6 - 8 ekor/m2, seandainya digunakan untuk periode layer kapasitas kandang sekitar 3 - 5 ekor/m2.
3. Tipe kandang ranch
Tipe kandang ranch ini merupakan pengembangan dari tipe kandang postal, di mana dalam kandang tipe ranch ini selain ada ruangan tempat ternak juga di bagian luar/di halaman depannya disediakan halaman tempat bermain yang biasa dikenal dengan nama kandang umbaran yang dilengkapi dengan saluran air atau kolam, yang berfungsi untuk mandi/membersihkan kotoran yang menempel di badannya serta berfungsi pula untuk mendinginkan tubuh di waktu siang hari, hal ini disebabkan itik peking merupakan jenis unggas yang tidak tahan terhadap panas, sehingga harus disediakan air untuk pendingin tubuhnya. Tipe kandang ini lebih cocok untuk pemeliharaan ternak unggas air dengan cara pemeliharaan yang intensif.

Ayam Potong, Usaha yang Menjanjikan

Masa panennya singkat. Hanya butuh waktu sekitar 35 hari saja, peternak ayam potong (eropa) sudah bisa meraup keuntungan hingga belasan juta rupiah. Ya, alasan itulah yang berhasil mendorong minat sejumlah kalangan untuk mencoba menggeluti usaha tersebut. Bahkan, manisnya iming-iming yang dijanjikan dari usaha beternak ayam potong ini, tak sedikit pula di antara mereka yang nekat memilih meninggalkan pekerjaan sebelumnya.
Hairul Bahri misalnya, sebelum menjadi peternak ayam di Desa Paya Kapar, Kecamatan Bajenis, Tebing Tinggi, ia merupakan seorang karyawan BUMN di PT Pertamina Cabang Dumai, Pekan Baru.
Malah sebelum memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan memilih beralih menjadi seorang peternak, ia sempat dipromosikan menjadi staf pengawas untuk proyek pengeboran minyak bumi di pulau Kalimantan.
Tetapi sepertinya cara datangnya rezeki bagi Bahri berkata lain. Walau karirnya sebagai karyawan BUMN kandas di tengah jalan diusianya yang masih sangat muda, namun ternyata di pedalaman salah satu kota kecil di Sumatera Utara (Sumut) ia justru menggapai kesuksesan.
"Orang tua saya tak setuju saya bekerja di Kalimantan karena terlalu jauh. Sehingga tanpa pikir panjang lagi saya pun memutuskan untuk kembali ke Sumatera Utara dan mengikuti jejak keluarga saya di Tebing Tinggi dengan menjadi peternak ayam," katanya kepada MedanBisnis, awal Februari lalu di lokasi peternakan ayamnya.
Singkat cerita, berbekal gaji yang berhasil dikumpulkannya selama bekerja, Bahri pun langsung membeli sebanyak 3.000 ekor bibit anak ayam beserta perkakas pendukung beternak lainnya. Tak hanya disitu, dengan tenaganya sendiri ia pun berhasil membuat dua unit kandang yang masing-masing berkapasitas 1.500 ekor.
Hasilnya, hanya dalam tempo 35 hari masa pembesaran, Bahri berhasil meraup keuntungan yang memuaskan. Bahkan ia mengkalkulasikan keuntungan yang didapatnya itu jauh lebih besar melampaui gaji yang pernah diperolehnya saat masih bekerja dahulu.
"Dengan harga jual Rp 16.000 per kg dan harga bibit anak ayam Rp 4.100 per ekor, serta harga pakan yang stabil, selama 35 hari masa pembesaran dari 3.000 ekor ayam, keuntungan yang bisa dihasilkan bisa mencapai Rp 18.000.000. Itulah sebabnya apa yang dikatakan orang soal beternak ayam potong itu menjanjikan memang benar adanya," jelasnya.
Tak hanya di situ, terbukanya pasar, dan tingginya permintaan pasar membuat potensi usaha ini kata alumni Fakultas Hukum UISU tersebut tidak perlu sampai merasa kesulitan untuk menjual hasil kandangnya. Apalagi, jumlah agen yang selalu siap sedia menerima pasokan dari para peternak juga tak sedikit jumlahnya.
Bahri sendiri mengaku, selama kurun waktu 4 tahun lamanya bergelut di dunia ternak ayam potong ini, masih selalu mengandalkan para agen mensuplai ternaknya ke pasar. Walau terkadang, ia juga mengaku sesekali menyempatkan diri untuk mencari sendiri siapa yang bakal menjadi konsumennya.
"Secara umum, konsumen rata-rata berasal dari Tebing Tinggi, seperti mereka yang mengadakan pesta atau pedagang di pasar. Tetapi kalau melalui agen, ayam bisa dipasok sampai ke kota-kota lain, bahkan sampai ke Kota Medan, Kisaran, ataupun Siantar," jelasnya.
Begitupun yang diungkapkan Safiudin, salah seorang peternak ayam potong lainnya di Desa tersebut. Malah katanya, keuntungan minimal yang bisa diperoleh para peternak ayam potong mulai dari masa pembibitan hingga panen dapat mencapai di atas Rp 7.000.000. "Paling tidak 7 sampai 9 juta per sekali panen itu sudah paling sedikit keuntungan yang bisa kita dapatkan," sebutnya.
Namun, Safiudin mengatakan, kendati beternak ayam potong ini sangat menjanjikan keuntungan yang menggiurkan, tetapi tak jarang dalam menjalankan usaha tersebut tak semudah yang dibayangkan, apalagi jika sampai mengalami gagal panen.
"Kalau gagal panen, banyak peternak langsung gulung tikar. Itulah risikonya menjadi peternak ayam mandiri. Namun ada juga peternak yang telah bangkrut langsung digandeng perusahaan mitra. Tapi ya pendapatannya sudah pasti minim, karena keuntungannya ditentukan perusahaan mitra yang bersangkutan secara mutlak," jelasnya.
Seperti halnya dengan Tomy, salah seorang mantan peternak ayam potong di pasar 5, Tembung, Deliserdang. Hasratnya untuk menjadi peternak ayam potong yang sukses pun harus kandas di tengah jalan. Pasalnya, segala jerih payahnya untuk merintis usaha ternak ayam potong justru menemui kebuntuan, ketika seluruh ayam dikandangnya gagal panen akibat terserang virus.
"Saya sudah nggak beternak lagi, soalnya berakhir rugi. Memang awalnya saya sempat panen dan mendapatkan keuntungan yang lumayan. Tetapi selanjutnya justru gagal karena seluruh ayam saya mendadak mati. Mungkin kedepan saya harus banyak belajar lagi supaya bisa kembali merintis usaha ternak lagi," pungkasnya. #
(Sumber : Harian MedanBisnis)

Murai Batu Medan, Sang Murai Jawara

SOBAT ternak, seperti yang anda semua telah ketahui, murai batu merupakan burung yang sangat ramai dipelihara oleh para penggemar burung disamping burung kenari. Terutama yang namanya murai Medan. Ya, murai batu medan adalah jenis murai yang sangat digemari karena postur dan ekornya yang panjang menjuntai. Terbayang pula harganya yang relatif tinggi dan stabil di pasaran membuat burung murai medan dianggap sebagai maestro dibandingkan murai lokal lainnya. Apalagi dengan adanya istilah murai medan super membuat orang beramai-ramai memelihara murai.
Murai medan asli sebenarnya hanyalah istilah sebutan saja, burung ini sudah mulai jarang ditemui di hutan dan gunung, jadi sekarang kebanyakan juga berasal bukan dari Medan, melainkan dari wilayah lain seperti Aceh dan daerah lain di Sumatera Utara. Memang pantas jika murai ini disebut sebagai yang terbaik di Indonesia jika menilik dari lomba dan kejuaraan burung kicau murai. Kebanyakan juara dan para pemenangnya adalah murai medan, walaupun akhir - akhir ini persilangan jenis lain juga mampu menjadi juara.
Postur yang gagah, ekor yang indah dipandang membuat murai batu medan memiliki fisik yang luar biasa, nafasnya yang begitu dalam dan panjang membuat murai ini dapat berkicau dengan keras. Lagu jenis apapun hampir pasti dapat dibawakan dengan baik oleh murai medan. Melihat murai medan menari sambil membawakan lagu dengan kencang hampir pasti akan membuat kita tertarik dengan burung yang mulai ramai memasuki tahun 2000-an. Oleh karena itu, mari kita bahas lebih mendalam tentang murai medan.
Murai batu medan sebagai salah satu burung murai juara memiliki ciri khas dibandingkan dengan murai yang lain. Berikut ini dapat digunakan sebagai patokan untuk hobis murai yang baru akan memelihara :
Umumnya murai medan memiliki ekor yang panjang yang biasanya mencapai 25cm lebuh, biasanya melengkung, namun adapula yang lurus dan tidak begitu panjang.
Dari postur tubuh, murai medan masuk dalam kategori murai berpostur besar. Oleh karena itu lihatlah postur, murai medan selalu terlihat lebih besar dan tegap daripada murai lainnya.
Warna bulunya sekilas tampak hitam kelam dan sedikit mengkilap. Namun jika terkena cahaya akan terlihat sedikit kilatan biru semu.
Warna kaki merah gelap menunjukkan bahwa murai tersebut adalah murai medan muda. Jika sudah dewasa akan bersisik dan ada lekukan seperti buah belimbing.
Terdapat warna putih di sekitar pangkal ekor menuju ke pangkal paha.
Kicauannya terdengar keras dan bermacam - macam. Suara dasar saat mengeluarkan suara alamnya menunjukkan bahwa suara murai medan sangat keras dan agak besar. Namun saat dia menirukan suara burung lain, menjadi nyaring dan bahkan lebih keras daripada burung yang ditirukan.
Di saat masuk tahap awal emosi dalam bermain, ekor putih akan terlihat ngipas dengan badan menjadi lebih tegak sembari memaki - maki lawannya.

Murai Medan Super
Murai medan super hanyalah istilah buatan para penjual dan pedagang murai yang mempromosikan murai berpostur besar dan ber-ekor panjang sebagai murai yang bagus dan super. Padahal tidak begitu, kebanyakan pemain murai tidak mengandalkan murai seperti itu disaat lomba. Murai yang mereka lombakan berpostur sedang saja, dan ekornya juga tidak terlalu panjang. Kelemahan utama murai yang besar dan ekornya panjang adalah penampilannya yang tidak maksimal. Hanya enak dipandang saja.

Kembali lagi mengenai jenis - jenis murai dan istilahnya. Jangan terjebak dan terpaku pada penamaan seekor murai jika anda tidak tahu siapa penangkar dan peternaknya, seperti murai medan super tadi, biasanya pasar hanya menjual nama dan daerah padahal murai tersebut bukan berasal dari habitatnya yang ada di Hutan. Jika memungkinkan, beli lah burung kenari di pasar burung yang terpercaya, atau bahkan pada peternaknya langsung. Sehingga kita dapat mengerti asal muasalnya. Namun jika tidak ada, tidak ada salahnya anda belajar dan browsing terlebih dahulu. Dan pilihlah burung yang sesuai selera anda tentunya dengan harga yang pantas. #
(Sumber : www.usahaternak.com)