AYAM Serama atau juga dikenal dengan sebutan ayam Serama Malaysia merupakan sejenis ayam kate yang berasal dari negara Malaysia semenjak ditemukan pada 50 tahun yang lalu. Ayam serama ini sebenarnya merupakan sejenis ayam buatan atau ayam hasil persilangan dari ayam lokal malaysia dengan ayam cebol dari Jepang, ditemukan oleh seorang dokter hewan yang bernama Wee Yean Een dari kelantan.
Dialah yang selanjutnya memberi ayam kecil itu sebuah nama “Serama” diambil dari kata “Srirama” salah satu watak dalam kesenian wayang kulit melayu.
Ukuran tubuh serama dewasa hanya sekepal tangan orang dewasa. Beratnya
pun hanya sekitar 300 gram per ekor. Meski bodinya imut, ayam ini suka
pamer, dengan membusungkan dada dan berjalan gemulai layaknya di atas
catwalk. Akan sangat menyenangkan melihatnya.
Jika terus kita perhatikan, ayam ini seperti pamer kemolekan, akan segera mengangkat
dada dan berjalan layaknya peragawan, meluruskan ekornya tegak keatas
hingga 90 derajat serta mengibaskan kedua sayapnya hingga menyentuh
tanah.
Tapi, layaknya manusia, ayam Serama pun sering kali mengalami bad
mood. Apabila sedang tidak berhasrat tampil, saat kontes dimulai sang
ayam hanya berjalan hilir mudik kebingungan sambil menggigiti
bulu-bulunya.
Jenis ayam serama ini untuk pertama kali dipamerkan ke dunia internasional pada tahun 1990. Pada tahun 2000 jenis ayam serama ini memperoleh masa keemasan dimana popularitas daripada ayam jenis ini sangat diminati oleh masyarakat luas.
Setelah melewati masa popularitasnya tersebut pada tahun 2004 secara dramastis ayam serama hilang dari pasaran karena maraknya virus penghancur kekebalan tubuh pada unggas yaitu virus H5N1 atau biasa disebut dengan virus flu burung.
Tapi kini popularitas Serama, si ayam mungil yang suka bergaya ini naik lagi.
Para hobiis mulai
tekun kembali membiakkan ayam tersebut. Di berbagai daerah peminatnya mulai bermunculan, bahkan yang baru kenal mulai banyak berburu Serama melalui berbagai situs jual beli online.
Harganya pun semakin meroket. Semakin kecil ukurannya dan terlihat proporsional, harga semakin meroket. Harga ayam dewasa mulai dari Rp 4 juta hingga Rp 5,5 juta per ekor. Bahkan bisa Rp 20 juta-Rp 30 juta per ekor jika tampilannya memang aduhai. Apalagi, kalau corak bulunya terang, membuat harganya bisa sampai Rp 50 juta per ekor.
Tak heran pembudidayanya bisa mendapatkan pemasukan ratusan juta rupiah per bulan.
Permintaan ayam Serama makin banyak karena kontes ayam lagi booming di negara kita.
Jenis-jenis ayam serama
Ayam serama berbeda dengan ayam kate apalagi dengan ayam kampung. Meskipun memiliki bobot yang kecil namun ada perbedaan di antara bentuk fisiknya. Hanya saja ayam serama memiliki tubuh yang lebih mini dan ringan, kadang ayam serama ini hanya memiliki bobot separuh dari bobot ayam kate. Adapun bentuk tubuh dari ayam serama adalah sebagai berikut:
1) Tipe Slim (Ramping)
Ini adalah tipe ayam serama yang langsing sesuai dengan namanya Slim. Ayam tipe ini berdiri tegak seperti halnya tentara yang berbadan tegap. Sayap menggantung kebawah tidak melipat keatas seperti halnya ayam biasa. Berat badan serama tipe ini berkisar 300 gram atau setara dengan burung merpati lokal yang kecil.
2) Tipe Apple (Bulat)
Ini adalah hasil penyempurnaan dari tipe slim dengan memperbaiki karakteristik dari ayam yang sudah ada. Sesuai dengan namanya ayam ini memiliki tubuh bulat seperti buah apel, sayap menjuntai kebawah. Salah satu kelebihan ayam ini adalah dadanya yang lebar membusung seperti ayam yang berlagak sombong, kepala sedikit ditarik kebelakang sehingga jarak dengan ekornya menyempit.
3) Tipe Ideal (Konvensional)
Tipe jenis ini adalah hasil pengembangan atau persilangan antara tipe apel dan slim. Ayam ini mendapatkan bkelebihan dari dua tipe ayam sebelumnya, dadanya membusung keatas namun kakinya nampak ramping, sayap menjuntai kebawah, ayam ini lebih nampak angkuh dan sombong. Dalam arena kontes biasanya ayam tipe ideal ini lebih sering mendapatkan predikat juara karena mempunyai tubuh yang ideal dan eksotik
Cara Budidaya Ayam Serama
Cara merawat serama pun tidak begitu sulit dan tak berbelit-belit. Kebutuhan hidupnya sama seperti ayam buras lainnya. Salah-satu kendala yang mungkin sedikit rumit yaitu ayam kecil ini memiliki kaki yang kecil dan pendek menyebabkan pejantan sulit untuk melakukan penetrasi ketika hendak kawin. Akibatnya proses percintaan mereka menjadi tidak mesra dan sering tidak mengenai sasaran. Hal ini bisa dibantu dengan cara perkawinan paksa dengan cara memegang si betina kemudian disodorkan ke pejantannya.
Cara berternak ayam serama ini harus dilakukan secara intensif:
1) Pakan yang digunakan bisa berupa dedak dengan campuran jagung
2) Pemberian multivitamin untuk setiap harinya dicampur dengan air minum
3) Kandang terpenuhi sinar matahari, sirkulasi udara cukup, & kandang harus kering dan bersih
4) Betina siap kawin pada usia 5 – 6 bulan, dan pejantan pada usia 4 bulan
5) Sistem kawin gilir, dimana akan lebih baik apabila 1 ayam betina dipaksa melayani 3 atau lebih pejantan sehingga peluang keberhasilan bisa maksimal.
6) Waktu kawin yang baik yaitu pada sore hari atau cuaca mendung dan dingin
Meskipun ukuran tubuhnya sangat kecil tetapi serama termasuk jenis ayam yang bernafsu birahi tinggi. Ia tak segan-segan jatuh cintrong kepada ayam berbadan lebih besar.
Pejantan muda sehat harus bisa menyalurkan hasratnya sebanyak 6 – 8 kali setiap harinya.
Adapun kesuburan ayam serama ini sangat dipengaruhi oleh cuaca, cuaca terlalu dingin bisa menurunkan kemampuan ayam betina dalam menghasilkan telur. Sebab sebagian besar makanan digunakan untuk produksi energi guna mempertahankan panas badan bagi telur-telurnya. Jadi ayam serama yang diternak di daerah yang dingin harus memperoleh pakan dengan kandungan karbohidrat tinggi semisal jagung. #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar