Tampilkan postingan dengan label Varia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Varia. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 November 2014

SIMAK INI DULU SEBELUM BELAH DUREN

INFO menarik bagi Anda durian mania khususnya yang di Kota Medan dan sekitarnya. Pada tanggal 6 – 7 Desember 2014 di Lapangan Merdeka Medan bakal diadakan Festival Durian Antar Bangsa. Ya, ajang internasional di mana kita bisa mengikuti berbagai kegiatan yang terkait dengan buah durian.
Acara yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan Sumatera Women Foundation dan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia ini bakal heboh. Simak kemasan acaranya; Makan durian sepuasnya, durian exibithion, durian ‘begincu’ corner’ dan lain-lain. Pokoknya kita bisa ‘belah duren’ bareng di sana nanti.
Pesertanya pun dari berbagai negara, selain sejumlah negara ASEAN ada juga Amerika Serikat dan Jepang. Kita tunggu saja acaranya.
Dan sekarang, sebelum kita ‘belah duren’ bareng di acara tersebut, ada baiknya kita membelah sekilas soal durian, jenis-jenis durian yang enak serta tip memilih buah durian yang enak.
Buah yang satu ini memiliki rasa yang menantang. Aroma yang tajam serta rasa manis yang tak biasa, sehingga membuat durian jadi istimewa. Disebut raja dari segala buah (King of Fruit).
Mungkin tak ada yang tak kenal buah dengan kulit berduri ini, walau tak semua doyan terutama mungkin karena araomanya yang begitu menyengat. Buah durian ditemukan hampir di merata dunia khususnya daerah tropis seperti Asia Tenggara, jenis durian pun diperkirakan
mencapai ratusan jenis.
Di Indonesia sendiri, banyak jenis durian dengan masing-masing keistimewaan. Tak kalah dengan jenis durian monthong yang berasal dari Thailand.
Ambil satu contoh durian petruk. Konon rasanya melebihi jenis durian lain. Durian jenis ini menjadi buah kebanggan Indonesia, lahir di wilayah Jepara.
Durian petruk memiliki ciri-ciri fisik yang khas. Buahnya cenderung bulat seperti telur yang terbalik dengan bagian ujung yang terlihat runcing, kulit buahnya lebih tipis sekitar 3 milimeter, kemudian warna kulit buahnya hijau kekuningan. Adapun daging buah si durian petruk berwarna kuning dengan serat yang lebih halus dan tekstur yang lembek.
Dalam satu buah, jumlah biji per pogge sekitar 5 sampai 10 biji. Biji durian petruk cenderung kecil dan terlihat lonjong. Buah yang satu ini banyak dibudidayakan dan tiap pohon bisa menghasilkan 50
sampai 150 buah per panen. Per buah durian ini bisa mencapai bobot 1 sampai 1,5 kg.
Selain durian petruk, banyak jenis lagi durian matahari asal Bogor dengan buah kering dan tebal dan berwarna kuning cerah. Tekstur daging buahnya lembut dan rasanya manis, lalu durian ajimah juga dari Bogor dengan daging buahtebal, berwarna kuning muda, kering, dan teksturnya
berserat. Rasa durian ajimah ini manis-agak pahit dan bijinya kecil.
Ada lagi durian sukarno asal Bengkulu dengan daging buahtebal, biji kecil, warna buah putih kekuningan serta rasa manis. Konon paling disukai Bung Karno.
Ada juga durian unik seperti tanpa sekat dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Disebut begitu karena memag tidak ada sekat yang memisahkan buahnya, jadi  isi durian lebih banyak 10 persen daripada durian lain. Yang unik lainnya durian tanpa duri alias duren botak asal Lombok, bisa
ditebak kan bentuknya.
Banyak lagi jenis durian, seperti durian sunan, durian chanee, durian mengigit serta durian tembaga
Anda sudah sedikit mengenal jenis durian. Kini hal penting lain yang perlu diketahui adalah tips memilih buah durian yang enak.
Memilih buah yang enak sangat penting, apalagi saat kita membeli tak boleh membuka kulitnya. Anda harus benar-benar jeli dalam memilih buah durian, karena aroma saja belum tentu menggambarkan isinya.
Agar Anda tidak kecewa setelah membeli durian, coba simak tip berikut ini:
Yang pertama pilihlah durian yang bentuknya bulat, ini menandakan daging buahnya besar dan banyak. Durian lonjong atau tidak bulat biasanya hanya memliki daging buah sedikit.
Pilih pula durian berjuring (kamar-kamar) lima. Idealnya memang memiliki lima juring karena daging buah biasanya lebih banyak ketimbang durian yang memiliki 6 juring atau lebih. Jangan pula
memilih durian yang sudah terbuka kulitnya.perhatikan bagian bawah durian sudah terbuka atau belum. Bila sudah terbuka atau menganga,berarti durian sudah masuk angin dan rasanya hambar.
Pilihlah durian yang wangi, bau wangi menandakan durian telah matang. Tapi jangan terkecoh bau wangi yang bukan dari dalam buah, pedagang kadang mencipratkan sisa air kobokan durian ke permukaan kulitnya supaya durian itu wangi.
Saat membeli, pukul pukul durian dengan gagang pisau untuk mengetahui matang atau tidaknya. Jika terdengar suara “bluk-bluk” bergema, itu tandanya durian sudah matang, tapi bila terdengar bunyi “plek-plek”itu tandanya durian belum matang
Durian dengan tangkai pendek atau lebar patut dipilih. Bentuk tangkai bisa menggambarkan tipis atau tebalnya daging buah. Jika kecil dan panjang biasanya dagingnya kecil dan sedikit, tangkai yang besar dan pendek menandakan daging buahnya banyak.
Pilih pula buah yang durinya jarang dan pendek-pendek, ini tanda daging buahnya kering. Pilih buah yang ringan, biasanya lebih banyak dagingnya. Dan jika mungkin pilih durian jatuhan karena biasanya sudah matang sempurna.
Demikian sedikit infonya. Sampai jumpa di Lapangan Merdeka Medan tanggal 6-7 Desember 2014. #

Rabu, 12 November 2014

LATTE ART : EKSPRESI DALAM SECANGKIR KOPI


Berkembangnya teknologi rupanya sedikit banyak berpengaruh pada perilaku manusia dalam menikmati gaya hidup. Tak terkecuali urusan menikmati secangkir kopi.
Bukan hanya suasana musim hujan seperti saat ini yang menambah kenikmatan minum kopi, tapi rasa adalah mutlak dituntut oleh penikmat kopi, dan belakangan estetika dalam penyajiannya pun dituntut sedemikian rupa indah dan eksotis sehingga dapat menimbulkan sensasi kenikmatan tersendiri bagi peminumnya.
Muncullah kemudian seni latte atau dikenal dengan sebutan latte art yaitu cara menyajikan kopi dengan menambahkan atau menuangkan susu panas ke secangkir espresso dan menciptakan pola atau desain tertentu di permukaan latte. Alhasil, kopi yang disajikan pun bak lukisan seorang perupa di atas padang pasir.
Seiring perkembangan zaman, tampilan di dalam minuman sangat diperhatikan. Sebagai daya tarik yang sekaligus hadir sebagai gaya baru menikmati kopi, permintaan penyajian kopi dengan konsep yang berbeda dan mempunyai ciri khas membuat di beberapa coffee shop cenderung menunjukkan peningkatan.


Latte art sendiri adalah seni menghias diatas secangkir espresso dengan bahan dasar minumannya adalah cappuccino dan juga cafe latte. Ada dua teknik latte art, yang pertama disebut free pour, yaitu menuang secara langsung susu yang telah di steam di atas espresso, bentuknya bisa sangat bermacam-macam seperti hati, bunga tulip, rossetta, maupun inovasi lainnya dari bentuk bentuk tersebut.
Teknik kedua dinamakan etching, yaitu menuang susu diatas espresso dan selanjutnya dibentuk menggunakan alat bantu untuk menggambar, gambar yang dihasilkan juga sangat bervariatif karena menggunakan alat bantu, seperti beruang, babi, kucing, angsa dsb.
Dalam perkembangannya coffee shop ini tidak bisa lepas begitu saja dari latte art, dimana kopi yang dianggap pahit dan cenderung tidak disukai wanita, kini mulai menjadi primadona dan disukai karena tampilan awal yang sangat menarik dan menggoda hati untuk mencoba dan menikmatinya.
Di beberapa coffee shop memang banyak juga pengunjung wanita yang meminta digambarkan bentuk bentuk lucu diatas secangkir cappuccinonya, ini sebenarnya merupakan bukti bahwa seni menyajikan kopi sudah bergerak menjadi lifestyle. Dalam konteks penyajian kopi maka hal tersebut lambat laun menjadi lumrah, sehingga dapat memacu para barista atau peracik kopi untuk selalu berupaya memberikan inovasi dalam menciptakan seni diatas secangkir kopi.
Sebenarnya yang diutamakan pada latte art selain espressonya adalah kehalusan steamed milk yang dihasilkan oleh para barista, dimana itu akan lebih memudahkan dalam menuang susu diatas espresso tersebut. #

Kamis, 30 Oktober 2014

GIOK LUMUT ACEH YANG TENGAH TREND

ARTIKEL kami sebelumnya telah membahas tentang Giok Solar Aceh yang telah menjadi rising star dalam kancah batu mulia Indonesia. Giok Solar Aceh menyabet hadiah utama dalam lomba batu mulia atau Indonesian Gemstone di Jakarta, September 2014. Batu jenis itu meraih juara pertama kategori Idocrase Solar (baca: PANCARAN KEINDAHAN GIOK SOLAR ACEH).
Daerah Gayo, serta Nagan  Raya, yang mengangkat nama jenis giok itu. Umumnya wilayah Aceh memang sangat terkenal sebagai penghasil batuan alam yang indah.  Selain Giok Solar, Giok Lumut juga menjadi trend di kalangan gemslover.
Di sini kita membahas soal hiok lumut. Pada Indonesian Gemstone lalu, kategori lomba giok idocrase lumut seluruhnya malah direbut oleh batu asal Aceh.

Kelanjutan artikel ini dapat Anda baca di situs www.agroplus.co.id ------  http://agroplus.co.id/giok-lumut-aceh-yang-tengah-trend/

Rabu, 15 Oktober 2014

PANCARAN KEINDAHAN GIOK SOLAR ACEH

 GIOK solar Aceh makin menanjak popularitasnya setelah menyabet hadiah utama dalam lomba batu mulia atau Indonesian Gemstone di Jakarta, September 2014. Saat itu batu milik Ikrar, pria asal Aceh, meraih juara pertama kategori Idocrase Solar.
Penggemar batu cincin mungkin sudah banyak tahu apa itu giok solar, khususnya yang asal Aceh. Di antara mereka banyak yang tergila-gila dan ingin memiliki batu dengan pencaran keindahan luar biasa tersebut.
Gayo yang pertama sekali mengangkat jenis giok ini dalam kancah batu mulia Indonesia. Umumnya wilayah Aceh memang sangat terkenal sebagai penghasil batuan alam yang indah. Selain juga banyak kita temukan pengrajin batu cincin yang konsisten memenuhi permintaan dari para konsumen.
Selain indah, batu cincin yang berasal dari Aceh dikenal memiliki kualitas yang baik. Apalagi batu giok solar, sehingga banyak penggemar batu cincin bersusah payah mencari batu jenis ini.

Kelanjutan artikel ini dapat Anda baca di rubrik Varia situs www.agroplus.co.id ---- http://agroplus.co.id/pancaran-keindahan-giok-solar-aceh/

Jumat, 03 Oktober 2014

YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM MENYEMBELIH HEWAN KURBAN

PEMERINTAH menetapkan Hari Raya Idul Adha 1435 H jatuh pada hari Minggu (5/10/2014). Saat itu umat Islam melaksanakan ibadah berkurban, memotong hewan ternak seperti sapi dan kambing.
Selama ini, sebagaimana diketahui, pelaksanaan pemotongan hewan kurban masih dilakukan serba darurat.  Pemotongan dan penanganan produk hasil hewan kurban dilaksanakan di halaman rumah, mesjid, di gang atau di tepian jalan, sebenarnya ini tidak memenuhi standar pemotongan hewan.
Resiko yang mungkin timbul pada keadaan itu adalah resiko terhadap kesehatan lingkungan, resiko rendahnya kualitas daging, resiko keamanan pangan dan resiko penularan penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Karena kurban memang tidak bisa sepenuhnya ditangani di rumah potong hewan, setidaknya kita dapat memperkecil semua resiko dari berkurban yang dilakukan di tempat-tempat yang disebutkan tadi.
Setidaknya ada empat aspek penting yang harus diperhatikan sebelum dan saat pelaksanaan pemotongan hewan kurban tersebut.

Aspek Kesehatan Hewan
Menjelang Hari Raya Idul Adha ini terjadi peningkatan  jumlah ternak yang ditransportasikan antar daerah. Aspek kesehatan hewan sangat krusial di sini untuk mencegah menyebarnya penyakit dari satu daerah ke daerah lain. Lebih lagi untuk mencegah zoonosis.
Oleh karena itu penting agar hewan yang ditransportasikan disertai dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) sebagai bukti hewan tersebut sudah diperiksa oleh dokter hewan yang berwenang di daerah asal, dan sehat untuk di transportasikan.

Aspek Kesejahteraan Hewan
Karena keterbatasan tempat di sekitar pemotongan hewan kurban tersebut, hewan seringkali hanya diikat di tiang listrik atau atau patok tanpa ada naungan dan tidak diberi pakan dan air minum, sehingga hewan mengalami stress dan dehidrasi sebelum pemotongan.
Terlebih lagi pada saat pemotongan juga dilakukan di tempat terbuka yang bisa dilihat oleh semua orang. Padahal lima prinsip kesejahteraan hewan perlu untuk dipenuhi yaitu bebas dari rasa haus dan lapar; bebas dari rasa tidak nyaman; bebas dari rasa nyeri, celaka dan penyakit; bebas mengekspresikan tingkah laku secara alami; serta bebas dari rasa sakit dan stress.
 Aspek kesejahteraan hewan ini penting selain untuk menyejahterakan hewan yang akan dipotong, juga untuk meningkatkan kualitas daging yang akan diproduksi.

Aspek Keamanan Pangan
Keterbatasan lahan dan tempat pemotongan dan penanganan produk hasil hewan kurban yang dilaksanakan di halaman rumah, mesjid, di gang atau bahkan di tepian sangat berdampak pada aspek keamanan pangan yang dihasilkan dari pemotongan kurban.
Lokasi yang tidak memadai terkadang menyebabkan tidak terpisahnya tempat pemotongan hewan dengan tempat penanganan daging. Atau penanganan daging yang masih dilakukan di lantai di mana orang lalu-lalang sehingga berpotensi menambah kontaminasi terhadap daging yang dihasilkan.

Aspek Syar’i dan Kehalalan
Ketika Idul Adha, banyak tenaga pemotong yang mungkin tidak memenuhi persyaratan untuk melakukan pemotongan, serta banyak hewan kurban yang tidak memenuhi persyaratan dari sisi umur dan kondisi fisik hewan yang akan dijadikan hewan kurban. Karena itu diupayakan tenaga pemotong harus dipastikan orang yang punya pengalaman serta punya pengetahuan tentang aspek syar'i dan kehalalan tersebut. #

Senin, 29 September 2014

KETIKA OLAHAN TERI NAIK DAUN



TERI Medan, banyak orang sudah kenal, bahkan dari penjuru Nusantara tahu bahwa ikan teri yang enak, ya teri Medan. Tapi jika ikan teri dibuat satu olahan lain dari biasanya, Teri Bajak jawabannya.
Windi Septia Dewi mengolah ikan teri menjadi sesuatu yang berbeda. Panganan khas yang punya cita rasa tersendiri. Ikan teri dia olah menjadi sambal, kalau orang Medan akrab dengan sebutan Sartika alias sambal teri kacang.
Dengan brand Teri Bajak, wanita muda ini mulai memopulerkan makanan ini sebagai salah satu oleh-oleh khas Kota Medan.
Ide usaha kuliner ini berawal dari aktivitas Windi sebagai pekerja di bidang broadcasting, yang membuatnya sering bertemu orang-orang. Terutama yang datang dari luar Medan.
Windi justru mengambil kesempatan, lewat interaksinya dengan orang banyak itu dia berbisnis ikan teri.
Dibantu sang ibu, Windi mengolah makanan itu menjadi menarik. "Mama itu asli Batak, jadi resep dan mengolahnya semua dari mama. Sampai bumbu-bumbu yang dipakai juga. Bahkan kita pakai daun bawang batak untuk rasa sambal teri agar jadi lebih spesial," jelas Windi.
Nama Teri Bajak diambil dari alamat usahanya, di Jalan Bajak Lima, Kecamatan Medan Amplas.
Sambal teri kacang khas Windi ini pun naik daun - mulai populer di online shop. Windi memang mengandalkan online shop untuk memasarkan produknya. Alasannya, modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan cukup praktis.
Ia akui pasar utamanya sementara masih dari luar Medan. "Pasar lokal sih masih jadi rintangan, karena mereka menganggap teri yang saya jual mahal. Tapi gak masalah karena target saya memang untuk orang luar yang datang ke Medan,” kata Windi.
Rasa khas, gurih dan pedas membuat dalam jangka waktu kurang dari setahun produk Teri Bajak ini mampu memikat pasar di luar Medan seperti Jakarta, Pekanbaru, Bandung dan Yogjakarta. Dengan mengandalkan sistem reseller Windi pun mampu menjual 350 bungkus teri bajak dengan ukuran 150 gram per hari.

Jadi, sudah saatnya wisatawan atau orang luar yang datang ke Medan memilih oleh-oleh khas lain selain bika ambon atau bolu meranti, yakni Teri Bajak. #

Sabtu, 27 September 2014

TANGKAHAN, TAKZIM MANUSIA PADA ALAM


TANGKAHAN adalah the hidden paradise. Letaknya tersembunyi, tapi menyimpan pesona alam yang luar biasa. Di Tangkahan memungkinkan kita untuk naik dan memandikan gajah. Mengunjungi desa wisata dan menceburkan diri ke sungai nan jernih.
Ya, aktivitas memandikan gajah menjadi andalan wisata di Tangkahan. Warganya mampu membuang label sebagai komunitas pembalak liar dan menggantinya menjadi penjaga hutan serta menggeluti kegiatan ekowisata.
"Kami sadar Taman Nasional Gunung Leuser merupakan surga bagikehidupan liar. Kami berupaya agar surga itu dapat menghidupi kami. Agar binatang, tumbuhan, dan kami dapat hidup berdampingan dengan saling menghargai."
Demikian petikan kalimat dari warga Tangkahan, desa kecil yang berada di wilayah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser.
Warga di sana kini begitu takzim pada alamnya. Selama lebih satu dekade, desa dengan adiwarna alamnya itu bersolek. Dari sebelumnya wilayah yang dikenal dengan pembalakan kayu menjadi penjaga hutan lestari. Sejak tahun 2001, penebangan liar di Tangkahan bisa dihentikan dan mulai beralih ke ekowisata.
Bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Gunung Leuser, masyarakat lokal dengan bijak membentuk Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT). Usaha tersebut berbuah manis karena di tahun 2004 Tangkahan dianugerahi penghargaan Inovasi Kepariwisataan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
Lalu, apa yang istimewa dari alam Tangkahan?
Tangkahan yang berjarak 3,5 jam perjalanan darat dari Medan merupakan salah satu taman nasional tertua di Indonesia. Wisata yang ditawarkan antara lain treking Taman Nasional Gunung Leuser - rumah bagi beragam ekosistem, delapan spesies primata, berbagai burung, dan wilayah endemik bunga Rafflesia atjehensis.
Bagi pecinta fauna, sebagaimana sudah disebutkan tadi, Tangkahan memungkinkan Anda untuk naik dan memandikan gajah. Juga mengunjungi Desa Kuala Buluh - desa wisata - dan menceburkan diri di kesegaran Sungai Batang Serangan.

Surga Peneliti
"Sekarang kami melindungi hutan. Kami layak mendapatkan keuntungan tanpa harus menghancurkannya," kata warga tadi.
Jadi, melancong ke Tangkahan bisa menjadi salah satu pilihan menarik. Sama menariknya jika kita menjadikannya objek penelitian, karena luas 1 juta hektare kawasan TNGL kaya dengan keaneragaman hayati. Ini yang menjadikan Leuser sebagai surganya para peneliti, baik dari mancananegara maupun domestik. #

Minggu, 07 September 2014

GEOPARK TOBA LANGKAH STRATEGIS KEMBANGKAN PARIWISATA SUMUT


KONSEP Taman Bumi Toba atau Geopark Toba merupakan langkah strategis mengembangkan pariwisata di kawasan danau Toba, dalam mewujudkan visi Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, menjadi kawasan wisata lingkungan yang inovatif.
"Pemerintah pusat telah menetapkan Danau Toba sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN),” kata Bupati Samosir, Mangindar Simbolon di Pangururan.
Kawasan danau Toba sebagai danau vulkanik terluas di Asia Tenggara itu, kini menjadi perhatian pemerintah pusat dalam pengembangan pembangunan kepariwisataan.
Menurut Mangindar, membangun Geopark Toba memiliki tiga aspek dengan tujuan utama yang saling terkait. Yakni, fungsi konservasi atau perlindungan sebagai aspek geologis untuk geosite-geosite (objek wisata) yang tersebar di kawasan Danau Toba.
Objek warisan bumi ini berpeluang mencipatakan nilai ekonomi,” ujar Ketua Forum Lake Toba Regional Management (LTRM) itu.
Aspek kedua adalah aspek edukasi atau pendidikan dan penelitian terhadap fenomena pembentukan muka bumi (geoscientific knowledge).
Geopark Toba sebagai tempat yang berisi berbagai material bumi yang berkaitan dengan proses terbentuknya kawasan danau berukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer, saat ini berfungsi sebagai tempat tujuan wisata yang berkaitan dengan edukasi.
Aspek ketiga adalah “Geotourism”, sebagai kegiatan geopark yang mampu menstimulus aktifitas ekonomi masyarakat lokal serta pembangunan yang berkelanjutan.
"Dengan meningkatnya jumlah pengunjung di taman bumi ini, maka akan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Geopark,” kata mantan Kadis Kehutanan Pemkab Toba Samosir itu.
Penyelenggaraan kegiatan pariwisata geopark secara berkelanjutan, dimaknai sebagai aktifitas dan upaya penyeimbangan antara pembangunan ekonomi melalui usaha konservasi dan pengembangan ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata berbasis alam.
Mangindar menegaskan, untuk mempercepat realisasi Geopark Kaldera Toba sebagai salah satu Global Geopark Network (GGN) dari organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB-UNESCO ini, diperlukan kerjasama seluruh kabupaten/kota se-kawasan Danau Toba.
Pengembangan pembangunan dalam rangka mendukung percepatan pengusulan Geopark Kaldera Toba (GKT) menjadi Anggota GGN-UNESCO, saat ini sedang dilakukan.
Sebagai bentuk perhatian dan dukungan dari para pemangku kepentingan kawasan Danau Toba, diskusi diselenggarakan pada Jumat (28/8) di Gedung RRI Medan dengan narasumber, Direktur Bina Program Kementerian PU dan Direktur Penataan Ruang Nasional Kementerian PU dari Jakarta.
Pertemuan itu, juga dihadiri Wakil Ketua Komisi V DPR-RI dan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Utara serta sejumlah tokoh pemerhati kawasan Danau Toba.
Menurut Mangindar, persoalan yang selalu mengemuka dan sangat berpengaruh terhadap pembangunan dan pengembangan kawasan Danau Toba sebagai kawasan strategis pariwisata nasional, terutama adalah masalah infrastruktur perhubungan yakni jalan/jembatan, dermaga/pelabuhan serta masalah lingkungan (pencemaran air, kebersihan).
Taman bumi atau “geopark” Danau Toba di Kabupaten Samosir ini, akan dijadikan sebagai tujuan wisata unggulan, karena memiliki warisan geologi sebagai suatu kawasan yang memadukan pengelolaan budaya dengan pengembangan industri pariwisata.
"Pembenahan kawasan geopark Danau Toba hingga menjadi daerah tujuan wisata unggulan akan terus diupayakan, agar mampu bersaing dengan objek wisata lainnya,” kata Mangindar.
Staf Ahli Bupati Samosir, Melani Butar-butar menyebutkan, kehadiran GKT merupakan peluang besar bagi Indonesia khususnya masyarakat di tujuh Kabupaten se-kawasan Danau Toba untuk memperoleh peningkatan ekonomi dan kesejahteraan yang lebih baik.
Menurutnya, Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang dan Perda Sumatera Utara No.1 tahun 1990 mengenai Penataan Kawasan Danau Toba atas larangan mendirikan bangunan 50 meter dari bibir pantai, perlu dibahas lebih jauh.
Dengan demikian, kata dia, pengelolaan, pengaturan dan pengembangan/ pembangunan infrastruktur di kawasan Danau Toba termasuk dokumen tata ruang wilayah harus menyesuaikan dengan Perpres dimaksud.
Memang, lanjutnya, masalah infrastruktur menjadi persoalan yang perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, sebagai program prioritas dalam mendukung pengembangan dan realisasi taman bumi Kaldera Toba hingga menjadi anggota GGN Unesco.
Mantan Kadis Pariwisata Samosir ini menyebutkan, proses pengusulan Geopark Toba ini, telah dimulai melalui kerjasama Forum Lake Toba Regional Management (LTRM) dan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif serta Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral sejak pertengahan 2011.
Melalui penelitian beberapa geosite, penyusunan Masterplan Geopark Toba telah dilakukan. Pada awal 2012, prospeknya telah disosialisasikan kepada berbagai pihak, baik tingkat Provinsi, Kabupaten dan Lokal.
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata telah menetapkan geopark Toba sebagai Geopark Nasional Indonesia dengan surat keputusan nomor: 20/KEP/D.PDP/III/2012 tanggal 25 Maret 2012.
Selanjutnya, Bupati Samosir telah menetapkan Tim Persiapan Pembangunan Geopark Toba di Kabupaten tersebut melalui surat Keputusan Nomor 80 Tahun 2012, pada April 2012.
Kemudian, pada 2013 telah disusun “Dossier” (dokumen perencanaan pembangunan dan pengelolaan) Geopark Toba sebagai bahan usulan penilaian oleh badan dunia UNESCO untuk memenuhi persyaratan calon anggota GGN.
Selain itu, kata Melani, telah dilaksanakan pertemuan dengan berbagai pihak termasuk kunjungan para ahli-ahli geopark UNESCO, di antaranya tinjauan yang dilakukan Mr.Patrick, Ascessor UNESCO pada bulan Juli 2014 ke Samosir.
Geopark Kaldera Toba diharapkan dapat ditetapkan sebagai anggota GGN-UNESCO pada 2015.
Sebab, jika sudah diterima menjadi anggota GGN tentunya akan masuk ke dalam jaringan informasi dan promosi internasional, yang akan menambah kunjungan wisatawan ke Kawasan Danau Toba secara khusus dan Provinsi Sumatera Utara secara umum,
“Ekonomi masyarakat secara lebih luas tentunya akan dapat digerakkan,” jelasnya.
Pemkab Samosir, kini tengah merancang pembangunan etalase Geopark Kaldera Toba di atas tanah milik pemerintah setempat di Sigullati Pusuk Buhit Kecamatan Sianjurmula-mula.
“Untuk keberhasilan pembangunan dan pengelolaan GKT secara berkelanjutan, diperlukan peran aktif semua pihak di sekitar geosite, termasuk pemerhati lingkungan tokoh agama, budayawan, media massa, pelaku ekonomi dan pemerintahan di tingkat pusat hingga ke daerah,*kata Melani.
Asisten Ekonomi Pembangunan bidang Kesejahteraan Sosial Propinsi Sumatera Utara, R Sabrina menyebutkan, Geopark merupakan suatu kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi yang terkemuka termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya.
Menurutnya, masyarakat setempat perlu diajak berperan-serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam.
“Sosialisasi untuk memperkenalkan geopark kaldera Toba dalam rangka memperjuangkannya sebagai salah satu global geopark network di UNESCO perlu dilakukan,” kata Sabrina. #
(Sumber : antarasumut.com)

Jumat, 05 September 2014

DI PASAR SORE MARELAN, PENARIK BECA MERANGKAP PEDAGANG SAYUR

PASAR sayur sore meramaikan Jalan Rahmat Budin sampai simpang Jalan Marelan Raya Pasar V saban sore hari.  Ada hiruk-pikuk transaksi  antara pedagang dan pembeli tatkala komoditas pertanian yang sebagian besar adalah sayuran dijajakan di pinggir jalan hingga malam harinya di sana.
Kondisi itu sudah berjalan puluhan tahun. Sebagian besar pedagang sayur berasal dari daerah Hamparan Perak, yang datang dengan berbagai sarana angkutan, mulai dari sepeda dayung, becak dayung, becak motor hingga mobil pick up.
Adi,  seorang  penarik becak, setelah pulang dari mencari nafkah sekitar pukul 16.00 WIB biasanya langsung pulang ke rumah untuk sekadar membersihkan diri, kemudian pergi lagi ke sawah milik tetangganya untuk mengutip sayur kangkung yang sudah dipesannya sehari sebelumnya.  Adi memang berprofesi sebagai pedagang sayur, selain penarik becak. Sayur yang dibelinya dari petani yang  tetangganya itu kemudian dibawanya dengan becak mesin miliknya dari rumahnya di Desa Selemak, Kecamatan Hamparan Perak sekira pukul 17.00 WIB.
"Hari ini  agak terlambat, bang.  Biasanya pukul 15.00 WIB atau paling lama 16.00 WIB sudah jalan ke Pasar V Marelan,"ungkapnya. Dia mengemukakan satu bal sayur dibeli dari petani seharga Rp 4.000, lalu di jualnya seharga Rp 6.000 ke pembeli. "Biasanya sih, sudah ada pelanggan," ujarnya lagi.
Saat itu  dia memang hanya mendapatkan beberapa bal sayur kangkung, karena sayuran dari petani lain yang ada di desanya sudah diambil pedagang lain.
Soalnya, bukan cuma Adi yang berprofesi sebagai tukang becak  merangkap pedagang sayur di desanya, melainkan ada beberapa orang lagi yang sudah melakoninya selama belasan tahun terakhir.
Hari itu pun ternyata ada kawan atau tetangga Adi yang sudah lebih dulu berangkat ke Pasar V Marelan untuk menjual sayur.
Adi sendiri  membawa 20 bal sayur kangkung, di mana setiap bal terdiri dari 20 ikat kangkung. Pasar V Marelan bisa ditempuhnya dalam tempo 15 menit, di sana Adi bergabung dengan kawan-kawan yang sudah lebih dulu sampai. Dia duduk-duduk di atas becak sambil menikmati sebatang rokok untuk menunggu pelanggan ataupun pembeli yang hendak membeli sayur miliknya.
Setelah dua jam, dagangan Adi tinggal lima bal lagi. "Ini sudah malam kali, biasanya jam segini (20.00 WIB) saya sudah pulang ke rumah, tapi ini hari lambat," kata bapak tiga anak tersebut.
Adi menambahkan, jika sayur itu tidak habis terjual maka keesokan paginya dia akan kembali Pasar V Marelan untuk menghabiskan dagangannya itu.
Hal serupa juga dilakukan oleh Suharlan, warga Kelambir V  Hamparan Perak. Dia juga berprofesi sebagai penarik becak pada pagi hingga siang,  lalu sore harinya mengambil sayur untuk dijual di Pasar Sore Marelan.
Suharlan menjual sayur kacang panjang yang diambil dari petani setempat dengan harga Rp2500 per kilogram, kemudian dijual ke pelanggan atau pembeli seharga Rp3500 per kilogram.Dagangan laris, karena itu tampak santai minum kopi di kedai sambil menunggu kawannya yang sedang berjualan untuk pulang bersama-sama.
Suharlan mengatakan, dia berangkat ke Pasar V Marelan sekira pukul 15.00 WIB setiap harinya. "Kami memang sudah ada pelanggan. Biasanya mereka juga pedagang yang akan berjualan di pasar-pasar lainnya," katanya.
Ya, ternyata tidak sedikit penarik becak yang juga berdagang sayur di sini setiap sore hingga malam.  "Ada 5-7  orang  di sini,"  ungkap seorang pembeli bernama  Heni, warga Lingkungan 27 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan  Medan Marelan.
Heni mengatakan sering berbelanja sayur untuk kebutuhan kedainya  dari beberapa pedagang yang sudah dikenalinya. "Saya tidak susah-susah untuk menawar sayuran karena sudah tahu sama tahu," ungkapnya.
Para pedagang itu pun, katanya, mempunyai banyak pelanggan sehingga mereka tak perlu repot lagi menjajakan dagangannya."Mereka tinggal nongkrong di atas becak,  sudah ada yang datang memborong sayuran dagangan masing-masing," ungkap Heni.
(Sumber : Harian MedanBisnis)