Tampilkan postingan dengan label Organik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Organik. Tampilkan semua postingan

Jumat, 27 Maret 2015

API Memotivasi Masyarakat untuk Bertanam

Pada jajaran stand arena Asahan Expo 2015 yang berlangsung di Lapangan Hockey Kisaran, 14 hingga 21 Maret 2015, ada satu stand yang menarik perhatian pengunjung karena dijejali dengan sejumlah tanaman buah dan sayuran, serta aneka produk pertanian. Plus foto-foto di dinding yang menggambarkan sejumlah kegiatan serta aneka jenis tanaman.
Itu adalah stand milik Asosiasi Planter Indonesia (API), konon API merupakan organisasi para pelaku usaha perkebunan (pekebun). Tapi kali ini stand pameran milik asosiasi tersebut justru lebih banyak menonjolkan produk-produk tanaman buah dan sayuran.
“Kami punya aktivitas lain dalam bidang pengembangan tanaman organik. Ini salah satu dedikasi kami untuk pengembangan pertanian di Indonesia,” kata Ketua API Sumatera Utara, Baskara Liga, yang ditemui di stand pameran tersebut.
Baskara pun dengan ramah dan antusias memaparkan kegiatan mereka. Dia melemparkan dua masalah yang kini tengah dihadapi masyarakat Indonesia. “Buah impor dan polusi udara,” katanya.
Soal buah impor, dia mengaku prihatin karena Indonesia yang notabene negara agraris, tapi kini tergantung dari negara luar untuk memasok kebutuhan buah dalam negerinya. “Padahal kita masih punya lahan yang luas untuk pengembangan tanaman buah. Saya kira, hanya soal motivasi masyarakatnya untuk mau berbuat, menanam di lahan yang dipunyai walau itu hanya berupa lahan yang sempit dan terbatas,” katanya.
Dia mencontohkan di daerah Kabupaten Asahan. “Karena kebetulan saya warga sini, saya ingin memberi contoh kepada masyarakat di Asahan ini khususnya Kota Kisaran, bahwa kita bisa memanfatkan tanah yang ada untuk dikembangkan menjadi lahan potensial. Entah itu di depan rumah, pinggir jalan, bahkan di atas ruko. Kami coba memberi contoh ke masyarakat untuk bertanam di atas loteng atau atas ruko, kalau itu bisa dilakukan kita bakal punya lahan pengembangan tanaman yang sangat luas di kota ini,” paparnya.
Tanaman yang dikembangkan bisa beragam, seperti tanaman hias, sayuran, dan tanaman buah. Hasilnya nanti, selain mengurangi ketergantungan terhadap produk tanaman impor, juga berdampak langsung terhadap berkurangnya polusi udara di kota. “Tanaman yang rindang bisa memasok oksigen, serta memberi kesegaran udara,” ucap Baskara.
Jadilah kini Baskara dan organisasinya memotivasi masyarakat dengan melakukan praktek langsung menanam berbagai jenis tanaman, termasuk dengan membina petani. Kegiatan bertanam tersebut tentu saja dilakukan secara organik. Selain di Asahan, Baskara juga melakukannya di daerah Provinsi Riau.
“Kini kami tengah memperkenalkan aneka tanaman buah eksotis. Tanaman tersebut kami datangkan dari berbagai daerah, bahkan luar negeri, untuk selanjutnya dikembangkan dan diperbanyak di sini,” ujarnya.
Baskara dan beberapa rekannya kini punya koleksi sejumlah tanaman eksotis atau tanaman langka, seperti apel India, buah tin, srikaya Thailand, jambu apel, sirsak ratu, matoa, pisang cavendis dan lain sebagainya.
“Saya juga punya koleksi tanaman langka, long berry klon dari Hawaii, juga ginseng merah. Bibit tanaman tersebut tengah saya pelihara di sini, nantinya kami ingin memperbanyak tiap jenis tanaman tasi sehingga bisa dikembangkan lebih luas,” kata Baskara.
Baskara mengaku tak jemu berbagi motivasi dan ilmu kepada masyarakat, agar mau berbuat hal serupa. Selain tampil pada arena pameran seperti di Kisaran ini, mereka juga beberapa kali telah menggelar kegiatan seminar dan workshop terkait budidaya tanaman secara organik.
“Intinya, ke depan kami ingin agar pertanian organik berkembang. Dan secara lebih luas masyarakat mau memanfaatkan lahan pekarangannya untuk ditanami tanaman bernilai ekonomis dan ekologis,” katanya. (Sumber : agroplus.co,id)
http://agroplus.co.id/api-memotivasi-masyarakat-untuk-bertanam/
DAPATKAN INFO-INFO LAIN TENTANG AGRIBISNIS DI WWW.AGROPLUS.CO.ID

Jumat, 24 Oktober 2014

MENGAPA HARUS GUNAKAN PUPUK HAYATI?

SETELAH puluhan tahun kita semua baru terhenyak, pemakaian pupuk kimia sintetis telah berdampak sistemik terhadap semua segi kehidupan, terutama bidang pertanian. Dibutuhkan evaluasi dan kajian yang mendalam sehingga mampu menyentuh pada hakikat pertanian yang lebih manusiawi.
Tanaman tidak hanya membutuhkan NPK, tapi mutlak membutuhkan 16 unsur makro dan mikro, fitohormon juga pestisida hayati/alami. Kenyataan di lapangan berbeda, mayoritas petani “memaksakan kehendak” dengan cara meningkatkan suplai NPK saja tanpa memperhatikan ”neraca hara” dan faktor-faktor penentu lainnya. Semua tak lain kecuali untuk mengejar produksi.
Akibatnya, kebutuhan pupuk dalam luas yang sama semakin meningkat tajam, di tanah kandungan mikroba penambat N dan pelarut P serta K nyaris tiada lagi. Kandungan C-Organik di tanah intensifikasi pertanian menurun drastis. Di pulau Jawa hanya tinggal di bawah 1%. Idealnya harus lebih dari 3%. Lahan pertanian kita sakit kronis, komplikatif.
Jika kita berupaya untuk menyehatkan kembali di posisi ideal C-Organik, dibutuhkan pupuk organik yang terfermentasi dengan baik. Kadar C-Organiknya yang tinggi. Hal ini berarti dibutuhkan volume kubikasi atau tonase yang sangat besar jumlahnya.
Untuk memenuhi kebutuhan NPK guna menekan tonase pupuk organik tetapi tetap upaya organik maka dibutuhkan pupuk hayati.
Pertanyaannya, kenapa pupuk hayati? Pupuk bisa sebagai penambat Nitrogen, pelarut Phospat dan Kalium. Pupuk hayati mampu menambat Nitrogen yang berlimpah ruah di alam bebas mencapai 79%.
Pupuk hayati mampu melarutkan Phospat dan Kalium yang sangat berlimpah ruah di lahan. Asal tahu saja, pada dasarnya tanah pertanian kita kaya akan P tapi tidak bisa termanfaatkan oleh tanaman. Kekayaan P dan K tersebut secara alami memang karakter tanah di indonesia dan ditambah lagi berasal dari sisa yang selama ini disuplai oleh pupuk kimia sintetis pada saat pemupukan. Sekedar informasi, dari total keseluruhan yang diberikan pupuk kimia ke tanah, P dan K hanya termanfaatkan oleh tanaman sekitar 30% saja dari total kandungannya. Selebihnya menjadi cadangan deposit kita.
Dengan pupuk hayati, deposito P dan K mampu dilarutkan kembali oleh bakteri Pseudomonas, Bacillus dan lain-lain yang dikandungnya.
Lahan yang kronis akibat pemakaian pupuk kimia sintetis membutuhkan percepatan penyehatan. Maka sungguh sangat bijak jika kita memahami arti pupuk hayati yang mengandung bakteri seperti Azospirrilum, Azoctobacter, Rhizobium dan lain sebagainya.
Dari beberapa strain bakteri, ternyata genus Pseudomonas dan Bacillus mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melarutkan phospat.
Lahan dikatakan sakit, juga diakibatkan oleh kurangnya Zat Perangsang Tumbuh/Fitohormon organik seperti Sitokinin (Kinetin dan Zeatin), Auksin (IAA), Giberrelin (GA), Ethilena dan sejenisnysa.
Zat-zat tersebut juga dipersembahkan oleh Pupuk Hayati. Bakteri Azospirrilum, Azoctobacter, Pseudomonas dan sejenisnya yang terkandung dalam pupuk hayati mampu menyediakan zat-zat tersebut secara optimal.
Ketersediaan fitohormon alami yang disekresikan oleh mikroba/ pupuk hayati nyaris tidak tersedia di lahan pertanian intensif. Kondisi ini tentu menghambat percepatan tumbuh maupun total produktivitas yang hendak dicapai oleh petani. Wajar jika kemudian untuk mengejar produktivitas sangat sulit, karena di negeri ini begitu minim pemakaian pupuk hayati.
Mikroba dan Pertumbuhan Tanaman
Berbagai hasil penelitian melaporkan bahwa beberapa kelompok mikroba mampu menghasilkan senyawa yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Sebagai contoh, bakteri Rhizobium yang terseleksi mampu menstimulasi pertumbuhan, baik pada tanaman leguminoceace (tanaman kacang-kacangan) maupun yang bukan Legumonoceace pada skala lapangan. Bakteri tersebut mampu memproduksi fitohormon yaitu sitokonin dan auksin.
Hasil penelitian yang lain menyebutkan bahwa Streptomyces griseoviridis juga mampu memproduksi auksin yaitu IAA (indol-3-acetic acid) secara in vitro. Metabolit ini dapat berperan sebagai stimulator pertumbuhan tanaman, tetapi pada skala lapangan produksi IAA perlu dikaji lebih lanjut.
Salah satu anggota rhizobakteria dengan kemampuan menambat nitrogen baik sebagai mikroorganisme yang hidup bebas atau berasosiasi dengan perakaran tanaman pangan seperti jagung dan padi adalah Azospirillum. Azospirillum brasilense dapat memperbaiki produktivitas tanaman melalui penyediaan N2 atau melalui stimulasi hormon. Azospirillum juga mampu meningkatkan hasil panen tanaman pada berbagai jenis tanah dan iklim dan menurunkan kebutuhan pupuk nitrogen sampai 35%.
Di samping itu, Azospirillum dapat meningkatkan jumlah serabut akar padi, tinggi tanaman, dan menambah konsentrasi fitohormon asam indol asetat (AIA) dan asam indol butirat (AIB) bebas di daerah perakaran.
Azotobacter yang diisolasi dari tanah masam Jawa Barat mempunyai kemampuan dalam penambatan nitrogen yang unggul (>400 mg/g b.k sel). Selain itu isolat Azotobacter juga mampu menghasilkan zat pengatur tumbuh, seperti Indol Asam Asetat (IAA). Sifat inilah yang menjelaskan pengaruh menguntungkan Azotobacter sehubungan dengan peran IAA dalam meningkatkan perkembangan dan pembelahan sel tanaman.
IAA merangsang perkembangan akar dan memperbanyak bulu-bulu akar tanaman padi.
Mikroba dan Biokontrol
Beberapa bakteri pelarut phospat juga berperan sebagai biokontrol yang dapat meningkatkan kesehatan akar dan pertumbuhan tanaman melalui proteksinya terhadap penyakit. Strain tertentu dari Pseudomonas sp. Dapat mencegah tanaman dari patogen fungi yang berasal dari tanah dan potensial sebagai agen biokontrol untuk digunakan secara komersial di rumah kaca maupun di lapangan. Pengaruh mikroba pelarut phospat terhadap tanaman dari hasil penelitian menunjukan data yang menggembirakan.
Mungkin, perlu dipertimbangkan untuk memassifkan penggunaan pupuk hayati di kalangan petani dengan cara pemberian subsidi terhadap pemakaian pupuk hayati. Pemberian subsidi secara besar-besaran terhadap penggunaan pupuk hayati ini menjadi sangat penting untuk mengatasi multikompleksnya masalah-masalah pertanian tersebut.
Bukan sekedar memakai bakteri pengurai (Dekomposer) yang tujuannya untuk meningkatkan kadar C-Organiknya, tapi pupuk hayati menjadi kebutuhan mendasar untuk meningkatkan produktivitas lahan tanpa membutuhkan pupuk organik dalam jumlah besar.
Pupuk Hayati dengan populasi ekstrim sangat berarti bagi petani karena ibarat bisa menjadi pabrik NPK, zat perangsang tumbuh organik dan bio pestisida. Banyak penelitian merekomendasikan bahwa untuk tujuan efisiensi, efektivitas, ekonomis dan ramah lingkungan supaya memakai pupuk hayati secara besar-besaran dan berkelanjutan. Jauh lebih penting lagi untuk meningkatkan kemesraan bersahabat dengan lingkungan sebagai wujud idealnya usaha pertanian. #
(Sumber : Bangkit Tani)

Selasa, 09 September 2014

MEMBUAT BENIH PADI ORGANIK DENGAN PUPUK ORGANIK NASA

BENIH padi yang unggul sangat penting sekali bagi kita karena benih merupakan faktor utama dan penentu keberhasilan budidaya kita. Bagaimanapun baiknya perawatan tanaman yang kita lakukan tidak akan ada gunanya jika benih yang kita gunakan sangat jelek. Kini sangat banyak benih padi yang beredar di pasaran, namun apakah semuanya mempunyai kualitas yang baik? Seringkali kita menemukan kejadian walaupun benih yang kita gunakan tersebut telah bersertifikat dan berlabel namun setelah kita tanam hasilnya kurang memuaskan. Yah, namanya juga jaman sekarang apa saja bisa dicurangin apalagi proyek benih.
Langkah yang utama untuk membuat benih padi yang unggul adalah kita harus memiliki benih padi  berlabel putih, benih dengan label putih bisa kita dapatkan di balai benih padi setempat.  Seandainya kita kesulitan mendapatkan benih berlabel putih kita bisa juga menggunakan benih yang berlabel ungu. Benih berlabel ungu bisa kita dapatkan di kios-kios pertanian. Kebutuhan benih sekitar 25 Kg untuk lahan 1 ha.
Langkah yang kedua kita siapkan lahan untuk menanam padi tersebut. Lahan harus terisolasi dengan tanaman padi yang lain agar kemurniannya terjaga. Jarak antar lahan dan tanaman padi yang lain minimal 10 m. Atau paling enak kalau kita menanamnya berbeda waktu dengan tanaman padi yang lain. Terserah saja caranya yang penting jangan sampai waktu pembungaannya sama.
Sebelum benih label putih/ ungu  kita semai, sebaiknya kita seleksi dulu dengan menggunakan air garam/ air abu. Gunakan benih yang terendam dan jangan gunakan benih yang mengapung. Rendam dengan air bersih ditambah Pupuk Organik Cair NASA  (POC NASA) selama 24 jam dan tiriskan selama 24 jam pula. Namun jika calon akar belum ada 0,5 cm pemeraman bisa diperlama 24 jam lagi.

Lahan pesemaian kita siapkan seperti biasa dengan luas kurang lebih 20 % dari luas lahan. Cara pembuatan bibit seperti padi biasa, hanya yang harus diperhatikan adalah saat bibit padi umur 1 minggu sebaiknya semprot Pupuk Organik Cair NASA (POC NASA) + HORMONIK + pestisida organik PESTONA secukupnya. Dan saat bibit satu minggu menjelang  tanam sebaiknya kita aplikasi pestisida organik BVR dan CORRIN, agar saat penanaman nanti tidak ada hama dan penyakit yang terbawa ke pertanaman.
Pada saat pengolahan tanah luku garu sebaiknya ditaburi Dolomit  ditambah pupuk organik padat SUPERNASA dan Phospat (TSP atau SP-36).
Cara penanaman benih padi unggul yang baik adalah harus memperhatikan jarak tanam, yaitu jangan kurang dari 22 cm. Dan gunakan sistem tanam legowo 2 : 1 atau maksimal  4:1. Tanam harus umur muda, kurang dari 18 hss (hari setelah semai). Saat penanaman jangan terlalu dalam. Gunakan cara tanam jiwir 2-3 batang per lubang. Inilah kunci untuk meningkatkan produksi benih padi unggul.
Dalam pemeliharaan yang paling penting adalah pengairan yang berselang, yaitu pemberian air dan buang air sampai tanah agak mengering. Tanaman jangan selalu direndam air. Pemupukan gunakan NPK 300 kg/ ha dan tambahkan urea 100 kg/ha atau sesuaikan kebutuhan dengan menggunakan bagan warna daun.  Pemupukan bisa diberikan 2 kali ataupun 3 kali. Penyemprotan Pupuk Organik Cair NASA dan HORMONIK atau GREENSTAR tiap 1-2 minggu sekali dan bisa dicampur dengan pestisida organik seperti PESTONA, BVR dan CORRIN.
Ketika tanaman benih padi unggul tel
ah berbuah maka perlu dilakukan penyortiran, hal ini berguna untuk meningkatkan kemurnian benih. Penyortiran dilakukan dengan cara membuang/ memangkas bulir-bulir padi yang berbeda varietasnya. Pemangkasan juga dilakukan terhadap jenis gulma yang sefamili dengan padi.
Ada trik juga untuk memantapkan pengisian bulir, yaitu dengan cara menambahkan pupuk NPK ditambah pupuk organik padat POWER NUTRITION ketika bulir padi telah masak susu. Hal ini berfungsi untuk memperlama proses pengisian dan memundurkan masa panen.
Pemanenan benih padi unggul dilakukan jangan bersamaan dengan tanaman padi konsumsi. Hal ini bertujuan agar supaya benih tidak tercampur dengan benih lain. Gunakan sabit yang bergerigi dan taruh potongan malai pada terpal atau karung bekas. Pemanenan dilakukan saat padi menguning sekitar 90 %.
Penjemuran calon benih padi unggul sebaiknya  tidak dilakukan dilantai jemur, tapi harus diberi alas terpal atau anyaman bambu. Penjemuran sebaikknya dilakukan saat pagi hari sekitar jam 07.00 sampai jam 10.00 dan sore hari sekitar jam 14.30 sampai jam 17.00. Keringkan sampai kadar air sekitar 14-12 %. Sebelum digunakan untuk benih sebaiknya b #
(Sumber : .organiknusantara.com)

Senin, 08 September 2014

MENANAM SAYUR ORGANIK DI RUMAH

HAMPIR setiap hari kita mengkonsumsi sayuran, beberapa jenis sayuran dapat kita makan tanpa dimasak, misalnya terong, tomat, dan cabai. Tanpa kita sadari berbagai sayuran yang kita konsumsi sebenarnya mengandung racun kimia, racun itu berasal dari pestisida, herbisida, fungisida, bakterisida dan pupuk kimia yang diaplikasikan dalam proses produksi sayuran tersebut.
Agar kesehatan tubuh terjaga sebaiknya kita mengkonsumsi sayuran organik dan tanaman organik, yaitu sayuran yang diproduksi tanpa aplikasi bahan kimia. Sayuran organik dapat kita budidayakan sendiri, jenis sayuran yang dapat dibudidayakan adalah yang sesuai dengan iklim di tempat tinggal kita. Berikut ini adalah cara sederhana membudidayakan sayuran organik untuk konsumsi sendiri.

Cara Bertanam Organik
Gunakan Pupuk Organik.
Pupuk organik dapat dibeli di toko pertanian atau dibuat sendiri. Cara untuk membuat sendiri pupuk organik adalah sebagai berikut :

Pembuatan Bakteri 1
Bahan :
Berbagai jenis buah-buahan yang sudah masak 5 kg.
Tetes tebu, atau gula pasir  ¼ kg

Cara pembuatan :
Bahan ditumbuk atau diparut sampai menjadi bubur.
Ambil sari buahnya dengan cara disaring atau di peras.
Larutkan tetes tebu atau gula pasir.
Campur air perasan sari buah-buahan dengan larutan gula.
Simpan dalam wadah ditempat yang tidak terkana sinar matahari selama 2 minggu.
Bakteri 1 siap digunakan untuk membuat kompos.

Pembuatan Bakteri 2
Bahan
Air cucian beras 1 liter.
Bakteri 1 sebanyak 10 sendok makan.
Alkohol 40% atau air tape sebanyak 10 sendok  makan.
Cuka 10 sendok makan.
Gula pasir 1 ons.

Cara pembuatan :
Campur semua bahan  menjadi satu.
Simpan di dalam botol  tertutup selama 2 minggu dan tidak terkena sinar matahari.
Bakteri 2 siap digunakan.
Kegunaan :
Sebagai pupuk cair dan dapat  mengendalikan hama tanaman.
Bahan pembuat kompos.

Pembiakan Bakteri
Bahan :
Bakteri 1 liter
Daun (1-2 kg) dari tumbuhan yang tidak bergetah.
Terasi ½ kg dan campur dengan air secukupnya.
Gula pasir atau tetes tebu (pilih salah satu) sebanyak 1 kg dan larutkan dalam air.
Kotoran hewan 30 kg.
Air secukupnya.

Pembuatan :
Masukan kotoran hewan dan dedaunan  ke dalam drum.
Masukan  larutan gula, terasi dan larutan bakteri .
Tambahkan air hingga tergenang sambil diaduk-aduk
Tutup drum.
Setelah 8-10 hari pembiakan bakteri sudah selesai dan tutup drum dibukak.
Saring dan masukan ke dalam  wadah  atau  botol, simpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan 1-2  liter dan tambahkan air, terasi, larutan gula dengan perbandingan yang sama sambil diaduk-aduk dan tutup kembali wadah tersebut.
Setelah 8-10 hari bakteri sudah berkembang biak dan siap digunakan.
Lanjutkan pekerjaan tersebut hingga beberapa kali.

Kegunaan:
Untuk membuat kompos.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot
Tidak boleh dicampur dengan bahan lain, terutama bahan kimia atau  bahan untuk pestisida.

Siapkan Tanaman dalam Pot
Tanaman akan tumbuh subur dalam media tanam yang baik. Media tanam yang baik adalah media tanam yang dapat menyediakan sumber makanan bagi tanaman. Gunakan tanah yang gembur untuk media tanam, tanah yang gembur biasanya berwarna hitam, tidak lengket dan tidak menggumpal. Untuk mempermudah sirkulasi udara dalam media tanam, tanah dapat dicampur dengan arang sekam, akan lebih baik lagi jika tanah juga dicampur dengan kotoran hewan ternak yang telah kering.
Apabila media tanam telah siap, masukan media tanam kedalam pot. Menanam benih sayuran sebaiknya pada pagi atau sore. Pada musim hujan tanaman perlu diberi atap pelindung agar tidak kelebihan air. Media tanam yang becek akan menyebabkan sayuran menjadi mudah busuk.

Aplikasikan Pupuk Organik yang Anda Buat
Setelah tanaman dalam pot mulai tumbuh, aplikasikan pupuk organik yang telah dibuat. Pemberian pupuk organik dapat dilakukan satu minggu sekali. Ingat, jangan sampai media tanam terlalu basah dan lembab, hal tersebut dapat menyebabkan tanaman terserang jamur atau bakteri pengganggu.
Dengan cara bertanam organik diatas, anda dapat memproduksi sendiri sayuran organik. Selamat mencoba dan semoga sukses.#
(Sumber : cara-merawat.net)


Minggu, 07 September 2014

BUDIDAYA PADI ORGANIK DENGAN METODE SRI


SRI merupakan suatu teknologi budidaya padi yang menitik beratkan penghematan sumber daya, terutama air. Metode ini bisa digabungkan dengan cara bercocok tanam secara organik.
Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas cara budidaya padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI). Metode ini merupakan suatu inovasi dalam teknik budidaya padi. Di beberapa tempat, SRI dilaporkan telah berhasil meningkatkan produktivitas padi hingga dua kali lipat.
SRI pertama kali dikembangkan di Madagaskar oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis. Dia mempublikasikan metode temuannya pada tahun 1983. Oleh penemunya, metodologi ini disebut Ie Systme de Riziculture Intensive (bahasa Perancis). Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.
Pada tahun 1994 sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama Tefy Saina dan Cornel International Institute for Food and Agriculture Development (CIIFAD) mulai bekerjasama dalam pengembangan SRI. Dengan bantuan CIIFAD, metode SRI menyebar ke negara lain. Nanjing Agricultural University di Cina dan Agency for Agriculture Research and Development (AARD ) melakukan percobaan pertama di luar Madagaskar pada tahun 1999.
Apa hubungan SRI dengan budidaya padi organik?
Beberapa praktek di berbagai negara menemukan bahwa metode SRI berhasil menekan serendah mungkin input produksi.  Hal ini sejalan dengan upaya para aktivis pertanian organik untuk mengolah tanah secara berkelanjutan. Hasilnya, ditemukan hubungan konservasi air pada sistem budidaya padi SRI dengan upaya konservasi tanah yang dianut pada budidaya padi organik. Saat ini, banyak para petani organik yang menerapkan budidaya padi dengan metode SRI.
Pola pertanian padi SRI organik merupakan perpaduan antara metode budidaya padi SRI yang pertamakali dikembangkan di Madagaskar, dengan metode budidaya padi organik dalam praktek pertanian organik. Metode ini akan meningkatkan fungsi tanah sebagai media tumbuh dan sumber nutrisi tanaman. Dengan sistem SRI organik daur ekologis akan berlangsung dengan baik karena memanfaatkan mikroorganisme tanah secara natural. Pada gilirannya keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan akan sellalu terjaga. Di sisi lain, produk yang dihasilkan dari metode ini lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan sehingga daur-daur ekologis dapat kembali berlangsung dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganisme tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk nutrisi tanaman. Melalui metode ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik, demikian juga dengan produk akhir yang dihasilkan, yang notabene lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Pemilihan metode budidaya padi organik secara SRI bisa menghasilkan produk akhir berupa beras organik yang memiliki kualitas tinggi sebagai beras sehat, dilihat dari beberapa aspek berikut:
Aspek lingkungan, dengan menghilangkan penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dan manajemen penggunaan air yang terukur secara tidak langsung telah membantu mengkonservasi lingkungan.
Aspek kesehatan, bagi konsumen produk ya
ng dihasilkan akan lebih sehat dan menyehatkan, karena tidak terkandung residu zat kimia berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia.
Produktivitas tinggi, bagi produsen atau petani, penerapan metode ini bisa meningkatkan hasil panen yang pada giliranya menghasilkan keuntungan maksimal.
Kualitas yang tinggi, produk  yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan produk konvensional, sehingga harganya pun tentunya akan lebih baik.

Prinsip budidaya padi organik SRI
Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai ketika bibit masih berdaun 2 helai
Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak minimal 25 cm persegi
Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus
Penanaman padi dengan perakaran yang dangkal
Pengaturan air, pemberian air maksimal 2 cm dan tanah tidak diairi secara terus-menerus sampai terendam dan penuh, namun hanya lembab (irigasi berselang atau terputus)
Peningkatan aerasi tanah dengan penggemburan atau pembajakan
Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari
Menjaga keseimbangan biota tanah dengan menggunakan pupuk organik
Keunggulan budidaya padi organik SRI
Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak (irigasi terputus)
Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg per hektar. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang, dll.
Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 – 12 hari setelah semai, dan waktu panen akan lebih awal
Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton per hektar
Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan mikro-oragisme lokal), begitu juga penggunaan pestisida.

Langkah-langkah budidaya padi organik dengan metode SRI
Padi terdapat dua jenis, padi sawah dan padi gogo, bedanya terletak pada ada atau tidak adanya air. Pada saat ini kita akan membahas tentang budidaya padi sawah. Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dari permukaan laut dengan temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 – 7. Sebelum memulai budidaya padi organik, langkah yang paling awal adalah menyiapkan benih yang baik.

Tahap 1. Penyemaian
Hal pertama yang dilakukan dalam budidaya padi organik adalah menyemai benih. Kegiatan pertama adalah melakukan seleksi benih. Pemilihan benih ini dimaksudkan supaya kita menanam benih yang benar-benar baik. Benih padi yang digunakan untuk luasasn 200 meter persegi adalah sebanyak setengah kilogram.Untuk mengecek baik tidaknya benih bisa dilakukan dengan menguji benih dalam air, benih yang baik adalah benih yang tenggelam, sementara itu benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik, biasanya benih yang mengapung adalah benih yang kopong ataupun benih yang telah tumbuh.
Untuk memastikan benih yang tenggelam tersebut benar benar baik, maka uji kembali benih tersebut dengan memasukannya kedalam air yang sudah diberi garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Benih  yang telah diuji lalu direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2-3 hari ditempat yang lembab hingga keluar calon tunas dan  kemudian disemaikan pada media tanah dan kemudian pupuk kompos sekitar sebanyak 10 kg.  Setelah umur semai 7-12 hari benih padi sudah siap ditanam.

Tahap 2. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan untuk penanaman padi sawah dilakukan dengan cara dibajak dan dicangkul. Biasanya dilakukan minimal 2 kali pembajakan yangkni pembajakan kasar dan pembajakan halus yang diikuti dengan pencangkulan: Total pengolahan lahan ini bisa mencapai 2-3 hari. Setelh selasai, aliri dan rendam dengan air lahan sawah  tersebut selama 1 hari. Pastikan keesokan harinya benih yang telah disemai sudah siap ditanam, yakni sudah mencapai umur 7-12 harian, perlu diingat, usahakan bibit yang disemai tidak melebihi umur 12 hari mengingat jika terlalu tua maka tanaman akan sulit beradaptasi dan tumbuh ditempat baru (sawah) karena akarnya sudah terlalu besar.

Tahap 3. Penanaman
Sebelum ditanam, lakukan pencaplakan (pembuatan jarak tanam), jarak tanam yang baik adalah jarak tanam sesuai dengan metode SRI yakni tidak terlalu rapat, biasanya 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm. Lakukan penanaman dengan memasukkan satu bibit pada satu lubang tanam. Penanaman jangan terlalau dalam supaya akar bias leluasa bergerak.

Tahap 4. Perawatan
Pada penanaman budidaya padi organik dengan metode SRI yang paling penting adalah menjaga aliran air supaya sawah tidak tergenang terus menerus namun lebih pada pengaliran air saja. Untuk itu, setiap hari petani biasanya melakukan control dan menutup serta membuka pintu air secara teratur.  Berikut panduan pengairan SRI:
Penanaman dangkal, tanpa digenangi air, mecek-mecek, sampai anakan sekitar 10-14 hari
Setelah itu, isi air untuk menghambat pertumbuhan rumput dan untuk pemenuhan kebutuhan air dan melumpurkan tanah, digenangi sampai tanah tidak tersinari matahari, stelah itu dilairi air saja.
Sekitar seminggu jika tidak ada pertumbuhan yang signifikan dilakukan pemupukan, ketika pemupukan dikeringkan dan galengan ditutup
Ketika mulai berbunga, umur 2 bulan, harus digenangi lagi, dan ketika akan panen dikeringkan
Pemupukan biasanya dilakukan pada 20 hari setelah tebar, pupuk yang digunakan adalah kompos sekitar 175-200 kg. Ketika dilakukan pemupukan sawah dikeringkan dan pintu air ditutup. Setelah 27 hari setelah tebar, aliri sawah secara bergilir antara kering dan basah.
Beberapa hama yang sering menyerang tanaman padi diantaranya burung, walang sangit, wereng dan penyakit ganjuran atau daun menguning.
Cara penanganannya bisanya dengan cara manual, membuat orang-orangan sawah untuk hama burung, penyemprotan dengan pestisida hayati seperti nanas, bawang putih dan kipait atau gadung, serta untuk penyakit biasanya dengan cara mencabut dan membakar tanaamn yang sudah terkena penyakit daun menguning. Untuk pencegahan harus dilakukan penanaman secara serentak supaya hama dan penyakit tidak datang, penggunaan bibit yang sehat, pengaturan air yang baik, dan dengan melakukan sistem budidaya tanaman sehat yang cukup nutrisi dan vitamin sehingga kekebalannya tinggi.
Hama lain yang sering menyerang adalah  hama putih,  thrips, wereng, walang sangit, kepik hijau,  penggerek batang padi, tikus , dan burung. Sementara itu penyakitnya adalah penyakit bercak daun coklat, penyakit blast, Busuk pelepah daun, fusarium, penyakit kresek atau hawar daun dan penyakit tungro.

Tahap 5. Panen
Padi mulai berbunga pada umur 2-3 bulan bulan dan bisa dipanen rata-rata pada umur sekitar 3,5 sampai 6 bulan bulan, tergantung jenis dan varietasnya. Pada luasan lahan 200 meter persegi, untuk padi yang berumur pendek (3,5 bulan) biasanya diperoleh 2 kwintal gabah basah, setara dengan 1, 5 kuintal gabah kering atau 90 kg beras.  Setelah dipanen, padi bisa dijual langsung, atau juga dijemur dulu sekitar 1-2 hari baru kemudian dijual, atau setelah dijemur digiling baru dijual berupa beras ataupun untuk dikonsumsi sebagiannya. #
(Sumber : alamtani.com)