Pada jajaran stand arena Asahan Expo 2015 yang berlangsung di Lapangan Hockey Kisaran, 14 hingga 21 Maret 2015, ada satu stand yang menarik perhatian pengunjung karena dijejali dengan sejumlah tanaman buah dan sayuran, serta aneka produk pertanian. Plus foto-foto di dinding yang menggambarkan sejumlah kegiatan serta aneka jenis tanaman.
Itu adalah stand milik Asosiasi Planter Indonesia (API), konon API merupakan organisasi para pelaku usaha perkebunan (pekebun). Tapi kali ini stand pameran milik asosiasi tersebut justru lebih banyak menonjolkan produk-produk tanaman buah dan sayuran.
“Kami punya aktivitas lain dalam bidang pengembangan tanaman organik. Ini salah satu dedikasi kami untuk pengembangan pertanian di Indonesia,” kata Ketua API Sumatera Utara, Baskara Liga, yang ditemui di stand pameran tersebut.
Baskara pun dengan ramah dan antusias memaparkan kegiatan mereka. Dia melemparkan dua masalah yang kini tengah dihadapi masyarakat Indonesia. “Buah impor dan polusi udara,” katanya.
Soal buah impor, dia mengaku prihatin karena Indonesia yang notabene negara agraris, tapi kini tergantung dari negara luar untuk memasok kebutuhan buah dalam negerinya. “Padahal kita masih punya lahan yang luas untuk pengembangan tanaman buah. Saya kira, hanya soal motivasi masyarakatnya untuk mau berbuat, menanam di lahan yang dipunyai walau itu hanya berupa lahan yang sempit dan terbatas,” katanya.
Dia mencontohkan di daerah Kabupaten Asahan. “Karena kebetulan saya warga sini, saya ingin memberi contoh kepada masyarakat di Asahan ini khususnya Kota Kisaran, bahwa kita bisa memanfatkan tanah yang ada untuk dikembangkan menjadi lahan potensial. Entah itu di depan rumah, pinggir jalan, bahkan di atas ruko. Kami coba memberi contoh ke masyarakat untuk bertanam di atas loteng atau atas ruko, kalau itu bisa dilakukan kita bakal punya lahan pengembangan tanaman yang sangat luas di kota ini,” paparnya.
Tanaman yang dikembangkan bisa beragam, seperti tanaman hias, sayuran, dan tanaman buah. Hasilnya nanti, selain mengurangi ketergantungan terhadap produk tanaman impor, juga berdampak langsung terhadap berkurangnya polusi udara di kota. “Tanaman yang rindang bisa memasok oksigen, serta memberi kesegaran udara,” ucap Baskara.
Jadilah kini Baskara dan organisasinya memotivasi masyarakat dengan melakukan praktek langsung menanam berbagai jenis tanaman, termasuk dengan membina petani. Kegiatan bertanam tersebut tentu saja dilakukan secara organik. Selain di Asahan, Baskara juga melakukannya di daerah Provinsi Riau.
“Kini kami tengah memperkenalkan aneka tanaman buah eksotis. Tanaman tersebut kami datangkan dari berbagai daerah, bahkan luar negeri, untuk selanjutnya dikembangkan dan diperbanyak di sini,” ujarnya.
Baskara dan beberapa rekannya kini punya koleksi sejumlah tanaman eksotis atau tanaman langka, seperti apel India, buah tin, srikaya Thailand, jambu apel, sirsak ratu, matoa, pisang cavendis dan lain sebagainya.
“Saya juga punya koleksi tanaman langka, long berry klon dari Hawaii, juga ginseng merah. Bibit tanaman tersebut tengah saya pelihara di sini, nantinya kami ingin memperbanyak tiap jenis tanaman tasi sehingga bisa dikembangkan lebih luas,” kata Baskara.
Baskara mengaku tak jemu berbagi motivasi dan ilmu kepada masyarakat, agar mau berbuat hal serupa. Selain tampil pada arena pameran seperti di Kisaran ini, mereka juga beberapa kali telah menggelar kegiatan seminar dan workshop terkait budidaya tanaman secara organik.
“Intinya, ke depan kami ingin agar pertanian organik berkembang. Dan secara lebih luas masyarakat mau memanfaatkan lahan pekarangannya untuk ditanami tanaman bernilai ekonomis dan ekologis,” katanya. (Sumber : agroplus.co,id)
http://agroplus.co.id/api-memotivasi-masyarakat-untuk-bertanam/
DAPATKAN INFO-INFO LAIN TENTANG AGRIBISNIS DI WWW.AGROPLUS.CO.ID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar