Minggu, 07 September 2014

GEOPARK TOBA LANGKAH STRATEGIS KEMBANGKAN PARIWISATA SUMUT


KONSEP Taman Bumi Toba atau Geopark Toba merupakan langkah strategis mengembangkan pariwisata di kawasan danau Toba, dalam mewujudkan visi Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, menjadi kawasan wisata lingkungan yang inovatif.
"Pemerintah pusat telah menetapkan Danau Toba sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN),” kata Bupati Samosir, Mangindar Simbolon di Pangururan.
Kawasan danau Toba sebagai danau vulkanik terluas di Asia Tenggara itu, kini menjadi perhatian pemerintah pusat dalam pengembangan pembangunan kepariwisataan.
Menurut Mangindar, membangun Geopark Toba memiliki tiga aspek dengan tujuan utama yang saling terkait. Yakni, fungsi konservasi atau perlindungan sebagai aspek geologis untuk geosite-geosite (objek wisata) yang tersebar di kawasan Danau Toba.
Objek warisan bumi ini berpeluang mencipatakan nilai ekonomi,” ujar Ketua Forum Lake Toba Regional Management (LTRM) itu.
Aspek kedua adalah aspek edukasi atau pendidikan dan penelitian terhadap fenomena pembentukan muka bumi (geoscientific knowledge).
Geopark Toba sebagai tempat yang berisi berbagai material bumi yang berkaitan dengan proses terbentuknya kawasan danau berukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer, saat ini berfungsi sebagai tempat tujuan wisata yang berkaitan dengan edukasi.
Aspek ketiga adalah “Geotourism”, sebagai kegiatan geopark yang mampu menstimulus aktifitas ekonomi masyarakat lokal serta pembangunan yang berkelanjutan.
"Dengan meningkatnya jumlah pengunjung di taman bumi ini, maka akan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Geopark,” kata mantan Kadis Kehutanan Pemkab Toba Samosir itu.
Penyelenggaraan kegiatan pariwisata geopark secara berkelanjutan, dimaknai sebagai aktifitas dan upaya penyeimbangan antara pembangunan ekonomi melalui usaha konservasi dan pengembangan ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata berbasis alam.
Mangindar menegaskan, untuk mempercepat realisasi Geopark Kaldera Toba sebagai salah satu Global Geopark Network (GGN) dari organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB-UNESCO ini, diperlukan kerjasama seluruh kabupaten/kota se-kawasan Danau Toba.
Pengembangan pembangunan dalam rangka mendukung percepatan pengusulan Geopark Kaldera Toba (GKT) menjadi Anggota GGN-UNESCO, saat ini sedang dilakukan.
Sebagai bentuk perhatian dan dukungan dari para pemangku kepentingan kawasan Danau Toba, diskusi diselenggarakan pada Jumat (28/8) di Gedung RRI Medan dengan narasumber, Direktur Bina Program Kementerian PU dan Direktur Penataan Ruang Nasional Kementerian PU dari Jakarta.
Pertemuan itu, juga dihadiri Wakil Ketua Komisi V DPR-RI dan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Utara serta sejumlah tokoh pemerhati kawasan Danau Toba.
Menurut Mangindar, persoalan yang selalu mengemuka dan sangat berpengaruh terhadap pembangunan dan pengembangan kawasan Danau Toba sebagai kawasan strategis pariwisata nasional, terutama adalah masalah infrastruktur perhubungan yakni jalan/jembatan, dermaga/pelabuhan serta masalah lingkungan (pencemaran air, kebersihan).
Taman bumi atau “geopark” Danau Toba di Kabupaten Samosir ini, akan dijadikan sebagai tujuan wisata unggulan, karena memiliki warisan geologi sebagai suatu kawasan yang memadukan pengelolaan budaya dengan pengembangan industri pariwisata.
"Pembenahan kawasan geopark Danau Toba hingga menjadi daerah tujuan wisata unggulan akan terus diupayakan, agar mampu bersaing dengan objek wisata lainnya,” kata Mangindar.
Staf Ahli Bupati Samosir, Melani Butar-butar menyebutkan, kehadiran GKT merupakan peluang besar bagi Indonesia khususnya masyarakat di tujuh Kabupaten se-kawasan Danau Toba untuk memperoleh peningkatan ekonomi dan kesejahteraan yang lebih baik.
Menurutnya, Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang dan Perda Sumatera Utara No.1 tahun 1990 mengenai Penataan Kawasan Danau Toba atas larangan mendirikan bangunan 50 meter dari bibir pantai, perlu dibahas lebih jauh.
Dengan demikian, kata dia, pengelolaan, pengaturan dan pengembangan/ pembangunan infrastruktur di kawasan Danau Toba termasuk dokumen tata ruang wilayah harus menyesuaikan dengan Perpres dimaksud.
Memang, lanjutnya, masalah infrastruktur menjadi persoalan yang perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, sebagai program prioritas dalam mendukung pengembangan dan realisasi taman bumi Kaldera Toba hingga menjadi anggota GGN Unesco.
Mantan Kadis Pariwisata Samosir ini menyebutkan, proses pengusulan Geopark Toba ini, telah dimulai melalui kerjasama Forum Lake Toba Regional Management (LTRM) dan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif serta Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral sejak pertengahan 2011.
Melalui penelitian beberapa geosite, penyusunan Masterplan Geopark Toba telah dilakukan. Pada awal 2012, prospeknya telah disosialisasikan kepada berbagai pihak, baik tingkat Provinsi, Kabupaten dan Lokal.
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata telah menetapkan geopark Toba sebagai Geopark Nasional Indonesia dengan surat keputusan nomor: 20/KEP/D.PDP/III/2012 tanggal 25 Maret 2012.
Selanjutnya, Bupati Samosir telah menetapkan Tim Persiapan Pembangunan Geopark Toba di Kabupaten tersebut melalui surat Keputusan Nomor 80 Tahun 2012, pada April 2012.
Kemudian, pada 2013 telah disusun “Dossier” (dokumen perencanaan pembangunan dan pengelolaan) Geopark Toba sebagai bahan usulan penilaian oleh badan dunia UNESCO untuk memenuhi persyaratan calon anggota GGN.
Selain itu, kata Melani, telah dilaksanakan pertemuan dengan berbagai pihak termasuk kunjungan para ahli-ahli geopark UNESCO, di antaranya tinjauan yang dilakukan Mr.Patrick, Ascessor UNESCO pada bulan Juli 2014 ke Samosir.
Geopark Kaldera Toba diharapkan dapat ditetapkan sebagai anggota GGN-UNESCO pada 2015.
Sebab, jika sudah diterima menjadi anggota GGN tentunya akan masuk ke dalam jaringan informasi dan promosi internasional, yang akan menambah kunjungan wisatawan ke Kawasan Danau Toba secara khusus dan Provinsi Sumatera Utara secara umum,
“Ekonomi masyarakat secara lebih luas tentunya akan dapat digerakkan,” jelasnya.
Pemkab Samosir, kini tengah merancang pembangunan etalase Geopark Kaldera Toba di atas tanah milik pemerintah setempat di Sigullati Pusuk Buhit Kecamatan Sianjurmula-mula.
“Untuk keberhasilan pembangunan dan pengelolaan GKT secara berkelanjutan, diperlukan peran aktif semua pihak di sekitar geosite, termasuk pemerhati lingkungan tokoh agama, budayawan, media massa, pelaku ekonomi dan pemerintahan di tingkat pusat hingga ke daerah,*kata Melani.
Asisten Ekonomi Pembangunan bidang Kesejahteraan Sosial Propinsi Sumatera Utara, R Sabrina menyebutkan, Geopark merupakan suatu kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi yang terkemuka termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya.
Menurutnya, masyarakat setempat perlu diajak berperan-serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam.
“Sosialisasi untuk memperkenalkan geopark kaldera Toba dalam rangka memperjuangkannya sebagai salah satu global geopark network di UNESCO perlu dilakukan,” kata Sabrina. #
(Sumber : antarasumut.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar