PEMERINTAH menetapkan Hari Raya Idul Adha 1435 H jatuh pada hari Minggu (5/10/2014). Saat itu umat Islam melaksanakan ibadah berkurban, memotong hewan ternak seperti sapi dan kambing.
Selama ini, sebagaimana diketahui, pelaksanaan pemotongan hewan kurban masih dilakukan serba darurat. Pemotongan dan penanganan produk hasil hewan kurban dilaksanakan di halaman rumah, mesjid, di gang atau di tepian jalan, sebenarnya ini tidak memenuhi standar pemotongan hewan.
Resiko yang mungkin timbul pada keadaan itu adalah resiko terhadap kesehatan lingkungan, resiko rendahnya kualitas daging, resiko keamanan pangan dan resiko penularan penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Karena kurban memang tidak bisa sepenuhnya ditangani di rumah potong hewan, setidaknya kita dapat memperkecil semua resiko dari berkurban yang dilakukan di tempat-tempat yang disebutkan tadi.
Setidaknya ada empat aspek penting yang harus diperhatikan sebelum dan saat pelaksanaan pemotongan hewan kurban tersebut.
Aspek Kesehatan Hewan
Menjelang Hari Raya Idul Adha ini terjadi peningkatan jumlah ternak yang ditransportasikan antar daerah. Aspek kesehatan hewan sangat krusial di sini untuk mencegah menyebarnya penyakit dari satu daerah ke daerah lain. Lebih lagi untuk mencegah zoonosis.
Oleh karena itu penting agar hewan yang ditransportasikan disertai dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) sebagai bukti hewan tersebut sudah diperiksa oleh dokter hewan yang berwenang di daerah asal, dan sehat untuk di transportasikan.
Aspek Kesejahteraan Hewan
Karena keterbatasan tempat di sekitar pemotongan hewan kurban tersebut, hewan seringkali hanya diikat di tiang listrik atau atau patok tanpa ada naungan dan tidak diberi pakan dan air minum, sehingga hewan mengalami stress dan dehidrasi sebelum pemotongan.
Terlebih lagi pada saat pemotongan juga dilakukan di tempat terbuka yang bisa dilihat oleh semua orang. Padahal lima prinsip kesejahteraan hewan perlu untuk dipenuhi yaitu bebas dari rasa haus dan lapar; bebas dari rasa tidak nyaman; bebas dari rasa nyeri, celaka dan penyakit; bebas mengekspresikan tingkah laku secara alami; serta bebas dari rasa sakit dan stress.
Aspek kesejahteraan hewan ini penting selain untuk menyejahterakan hewan yang akan dipotong, juga untuk meningkatkan kualitas daging yang akan diproduksi.
Aspek Keamanan Pangan
Keterbatasan lahan dan tempat pemotongan dan penanganan produk hasil hewan kurban yang dilaksanakan di halaman rumah, mesjid, di gang atau bahkan di tepian sangat berdampak pada aspek keamanan pangan yang dihasilkan dari pemotongan kurban.
Lokasi yang tidak memadai terkadang menyebabkan tidak terpisahnya tempat pemotongan hewan dengan tempat penanganan daging. Atau penanganan daging yang masih dilakukan di lantai di mana orang lalu-lalang sehingga berpotensi menambah kontaminasi terhadap daging yang dihasilkan.
Aspek Syar’i dan Kehalalan
Ketika Idul Adha, banyak tenaga pemotong yang mungkin tidak memenuhi persyaratan untuk melakukan pemotongan, serta banyak hewan kurban yang tidak memenuhi persyaratan dari sisi umur dan kondisi fisik hewan yang akan dijadikan hewan kurban. Karena itu diupayakan tenaga pemotong harus dipastikan orang yang punya pengalaman serta punya pengetahuan tentang aspek syar'i dan kehalalan tersebut. #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar