KEMANGI kerap kita jumpai sehari-hari. Selain daunnya menjadi lalapan, biji kemangi pun bisa sebagai bahan baku makanan. Bahkan, bisa pula diolah jadi minyak untuk
kosmetik. Makanya, permintaan kemangi cukup tinggi. Jika serius digarap, budidaya kemangi bisa menghasilkan omzet puluhan juta.
Daun tanaman yang memiliki nama latin Ocimum sanctum ini biasanya disajikan sebagai lalapan atau bumbu penyedap masakan. Daun yang beraroma khas ini dipercaya berkhasiat
menangkal radikal bebas, juga penghilang bau badan dan mulut.
Tak heran, kemangi banyak dibudidayakan di kalangan masyarakat. Meski harganya terbilang murah, namun tanaman ini mudah dibudidayakan. Maka, jika digeluti secara serius, budidaya kemangi mampu mendatangkan omzet menggiurkan.
Permintaan daun kemangi cukup tinggi, sementara jumlah petaninya masih sedikit.
Jusman Malau, pedagang pengepul daun kemangi di Medan Marelan mengatakan permintaan rumah makan dan resto yang menyediakan ayam penyet, pecel lele dancsejenisnya di kawasan Marelan dan Helvetia saja mencapai 50 hingga 70 bal dalam sehari. Tiap bal berisi 10 ikat.
"Sebenarnya permintaan lebih banyak, karena stok terbatas penjualan hanya bisa segitu," ujar Malau. Itu pun Malau terpaksa memesan jauh hari kepada petani agar diberi pasokan.
Warsito, seorang pembudidaya kemangi di Kelurahan Rengas Pulau, Medan Marelan mengatakan tanaman kemangi yang baru beberapa hari ditanam sudah dipesan pengepul. Dia menjual daun kemangi berkisar Rp 400 per ikat, sementara pengepul menjualnya lagi ke pedagang Rp 1.000 dan sampai ke konsumen Rp 1.500 per ikat. "Harga daun kemanggi sejak tahun lalu hingga sekarang stabil," kata Warsito.
Warsito membudidayakan kemangi di lahan seluas150 meter persegi. Lahan yang relatif kecil itu dibedeng-bedeng, ada 23 bedeng dengan ukuran bedeng rata-rata 1x5 meter.
Meski di lahan sempit, Warsito bisa berpenghasilan sekitar Rp 1 juta per panen. Sedangkan panen daun kemangi dilakukan dalam 16 hingga 20 hari sekali dengan jangka waktu pemanenan hingga setahun.
"Kemangi yang berumur 1 bulan sudah bisa dipanen, kemudian panen berikutnya 16 hingga 20 hari," katanya.
Beruntungnya, kemangi dapat ditumpangsarikan dengan tanaman lain seperti cabai rawit, pepaya atau pohon pisang sehingga kita bisa mendapat hasil ganda.
Alex di Sidoarjo sudah menggeluti budidaya kemangi belasan tahun. Ia tertarik tanaman ini karena perawatannya relatif mudah. Selan permintaannya cukup tinggi.
Ia juga menjual biji kemangi dalam bentuk benih. Dalam sebulan ia bisa melepas 280 kg benih ke berbagai wilayah di Pulau Jawa, Sumatera hingga Kalimantan. Ia mengaku
bisa mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta dalam sebulan.
Harga jual benih saat ini sekitar Rp 100.000 per kg, namun jika cuaca tidak menentu di mana pasokan benih turun, harganya bisa mencapai Rp 250.000 per kg.
kilogram," jelasnya.
Laras di Yogyakarta juga seorang pebudidaya kemangi. Bahkan, usahanya meliputi hulu hingga hilir. Artinya, di hulu ia menanam kemangi. Nah kemudian ia juga mengolah kemangi hasil tanamnya menjadi produk berupa minyak kemangi. Jelas nilai jualnya pun menjadi lebih tinggi.
Laras mematok harga minyak kemangi Rp 330.000 per 10 milli liter. Ia memasok minyak tersebut ke industri farmasi, spa, dan kosmetik di Jakarta, Bogor dan Bali.
"Kemangi memiliki khasiat anti penuaan dan reproduksi, makanya jadi salah
satu bahan untuk membuat obat dan kosmetik," terangnya.
Ia membudidayakan kemangi di lahan seluas 1 hektare. Dalam sebulan, Laras bisa meraup pendapatan Rp 36 juta.
Wanginya nilai jual kemangi juga dibenarkan Lekmin yang asal Medan Marelan. "Sebenarnya lebih menguntungkan budidaya tanaman kemangi dari pada sayuran, seperti bayam, sawi dan kangkung," katanya. Apalagi dengan cara penanaman serta perawatannya yang mudah.
"Bibit dapat dibuat sendiri dengan mengambil biji dari bunga yang sudah tua, lalu disebar" katanya.
Hanya satu hal yang penting diperhatikan, lokasi budidaya harus di tempat yang pergantian suhunya tidak terlalu ekstrim. Misalnya, pada saat siang panas, sementara di malam hari cuaca menjadi sangat dingin. Misalnya hujan terus menerus, benihnya tidak akan jadi. Begitu pula kalau kemarau terus menerus.
Soal ketinggian tempat, tanaman ini bisa ditanam di pinggiran pantai hingga tanah
berketinggian 500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Untuk media tanamnya tidak ada kriteria khusus. Dalam arti, bisa ditanam di tanah jenis apapun.
Jadi, kenapa tidak coba bertanam kemangi? #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar