Minggu, 21 September 2014

ANALISA LABA RUGI BETERNAK KAMBING


KEBUTUHAN kambing untuk wilayah Asia khusunya Indonesia dan timur tengah memang meningkat setiap tahunnya. Hal ini mungkin karena adanya budaya aqikah dan qurban,. setiap hari selalu ada anak yang diaqikah di satu kecamatan, berarti setiap hari ada minimal satu ekor kambing yang dipotong.
Belum lagi permintaan penjual sate kambing, rumah makan atau restoran-restoran dan hotel yang menyediakan menu daging kambing. Jadi kita pastikan kambing tidak akankehilangan pasar.
Harga daging kambing memang tidaklah semahal daging sapi, tapi perawatan dan manajemen budidaya ternak kambing juga jauh lebih sederhana daripada ternak sapi, selain itu modal ternak kambing juga jauh lebih murah baik dari segi bibit, pakan ternak dan biaya kesehatan.
Kelebihan lain dari bisnis kambing adalah kita tidak perlu menunggu lama untuk kambing memasuki usia dewasa. Selain mudah dalam memeliharanya, modal yang dibutuhkan juga tergolong kecil. Dalam 2 tahun seekor kambing betina dapat beranak hingga tiga kali. Bayangkan profit yang bisa kita dapatkan.
Selain itu susu dan kotoran kambing juga dapat dipasarkan dalam bentuk susu kambing dan pupuk kandang. Bahkan banyak pula yang baru setahun menekuni usaha ternak kambing hasilnya sudah kentara. Seorang peternak besar bahkan berani berinvestasi sebesar 300 juta rupiah untuk membeli kambing unggulan. Di antaranya kambing etawa, boer dan kabing sanen.
Tentunya tidak semua dipasarkan sebagai pedaging, hanya etawa jantan dan boer. Jenis etawa betina dan sanen dipasarkan dalam bentuk susu kambing.
Jadi, anda tertarik untuk beternak kambing? Eits, tunggu dulu, walaupun kesannya mudah dan sangat menguntungkan, kita harus cermat juga menghitung laba ruugi dari beternak kambing ini. Tetap diperlukan juga hitung-hitungan yang matang sebelum menekuni bisnis ini.
Perhitungan laba rugi ternak kambing dapat dianalisa secara sederhana dengan menghitung faktor-faktor produksi dan membandingkannya dengan pendapatan total.

Faktor Produksi
Faktor-faktor produksi dalam ternak kambing di antaranya: bibit, kandang , pakan, tenaga kerja dan biaya kesehatan ternak .
Secara perhitungan angka-angka bisnis ternak kambing dapat dirinci sebagai berikut:
1.Modal (faktor produksi) / 10 ekor kambing:
    - Bibit (anak kambing) = Rp 2.000.000/ 10 ekor
    - Kandang dan peralatannya = Rp. 3.000.000 (kandang kambing sederhana)
    - Pakan hijauan = Rp 60.000/ bulan
    - Pakan konsentrat = Rp. 120.000/ bulan
    - Upah tenaga kerja = Rp. 600.000/ bulan
    - Total pengeluaran bulan pertama= Rp. 5.780.000
    - Total pengeluaran 8 bulan berikutnya = 8 x 780.000 = 6.240.000
    - Total pengeluaran selama 9 bulan = Rp. 12.020.000
2. Pendapatan
    - Harga jual kambing saat ini = Rp. 1.300.000 (harga minimal kambing dewasa umur 9
       bulan)
    - Pendapatan dari penjualan kambing = 10 x Rp. 1.300.000 = Rp.13.000.000
    - Keuntungan yang didapat di periode I= Rp. 980.000 (hanya dari penjualan kambing
       dewasa)

Dari perhitungan sederhana diatas dapat kita simpulkan bahwa dengan memelihara 10 ekor kambing seorang peternak dapat memperoleh laba sebesar Rp 980.000/ 9 bulan. Perhitungan tersebut dengan asumsi kita tidak memperoleh anak kambing dari peternakan tersebut, asumsi ini memang jarang terjadi sebab biasanya 1 ekor kambing betina dewasa akan menghasilkan anak minimal 1 ekor per tahun.
Pada periode berikutnya biasanya modal yang dikeluarkan akan semakin berkurang sebab biaya kandang tidak dikeluarkan lagi.
Hitung-hitung analisa di atas hanyalah analisa secara kasar dan sederhana saja, jika kita analisis lebih mendalam maka akan ada sumber pendapatan lain seperti kotoran kambing dan anak kambing yang dihasilkan.
Jadi jangan langsung putus asa dengan melihat angka-angka pada perhitungan laba rugi di atas sebab ada beberapa faktor produksi yang bisa dioptimalkan lagi, seperti biaya tenaga kerja, jika tenaga kerja tersebut adalah anda sendiri maka biaya itu bisa dihilangkan, hijaun makanan ternak juga bisa dihilangkan bial anda menanam atau menyabitnya sendiri. #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar