Rabu, 10 September 2014
TEPSOR, UBAH SAMPAH JADI PUPUK DAN GAS
BANYAK cara yang dilakukan untuk memanfaatkan sampah. Salah satunya dengan mengolahnya menjadi pupuk dan bahan bakar sekaligus, seperti yang dilakukan Eko Waluyo dari Media Creative.
Bentuk alat kreasi bikinan Eko cukup sederhana, berupa tabung yang terbuat dari fiberglass. Sekilas, bentuknya mirip kompressor pompa angin.
Eko menjelaskan cara kerja alat yang ia beri nama TEPSOR (Tempat Fermentasi Sampah Organik Rumah Tangga). Alat ini akan menghasilkan gas metana yang bisa digunakan untuk memasak sekaligus pupuk cair.
"Teknologi tepat guna ini menggunakan sistem anaerob, yaitu sistem tertutup. Bahan organik yang dimasukkan ke dalam alat ini nantinya akan dirombak oleh bakteri khusus sehingga menghasilkan gas metan,” Eko menjelaskan.
Selain menghasilkan gas, alat ini juga menghasilkan cairan yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk.
“Pupuk ini sangat efektif. Sebanyak 1,5 liter dicampur dengan satu ember air kemudian disiramkan ke tanaman,” terang Pak Eko.
Nah, satu tabung TEPSOR berukuran 41cm x 79cm x 24 cm bisa mengurai 5-10kg sampah basah. Dari sampah tersebut bisa dihasilkan pupuk cair sebanyak 5-7 liter.
Sampah-sampah yang bisa dimasukkan ke TEPSOR adalah sampah organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayuran atau daun-daunan.
“Sebenarnya bisa juga kayu dimasukkan, tetapi butuh waktu yang lama untuk mengurainya. Yang jelas jangan masukkan bahan-bahan hewan seperti daging atau ikan lauk sisa makanan karena akan menimbulkan bau,” ia menambahkan.
Selain membuat TEPSOR berukuran kecil untuk skala rumah tangga, Eko dan kawan-kawannya juga membuat TEPSOR berskala sedang yang diletakkan di atas kereta dorong, sehingga bisa dipindah-pindahkan. Untuk yang ini, volumenya mencapai 1500 liter, atau tiga kali lipat dari skala rumah tangga.
Ada pula TEPSOR yang ditanam di halaman rumah. Volumenya lebih besar lagi, mencapai 2000 liter.
“TEPSOR ini diciptakan untuk mengatasi masalah sampah. Penumpukan dan proses pembusukan sampah bisa mencapai 30 hari sehingga terjadi polusi udara seperti aroma yang tidak sedap, atau asap pembakaran sampah yang tidak sempurna oleh incinerator.”
“Selain itu, sampah sumber pencemar lingkungan dijadikan alternatif tambahan pendapatan keluarga,” Eko menjelaskan. #
(Sumber : greensmile.or.id/Foto-foto : posyantekgropet2.wordpress.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar