Rabu, 10 September 2014

BIWA JUGA BERKHASIAT SEBAGAI OBAT (2)


TERNYATA biwa/biwah di era 90-an sangat mudah ditemukan di daerah Gayo, karena sebagian besar masyarakat menanamnya di pekarangan rumah. Warnanya kuning, ukurannya kecil seperti buah anggur dan biasanya agak lonjong, rasanya asam kalau masih muda dan asam-asam manis jika sudah matang.
Buah yang terkenal dengan sebutan loquat ini merupakan tanaman langka karena tidak banyak yang membudidayakan di Indonesia. Tanaman yang berasal dari China ini, konon diperkenalkan oleh Jepang lebih dari 1000 tahun yang lalu.
Nutrisi utama yang terkandung dalam 100 gr buah ini adalah ß-karoten setara 810mcg, kalium 160mg, feature bahan Chlorogenic asam, amygdalin. Kandungan ini bermanfaat untuk pencegahan arteriosklerosis (radang pada pembuluh darah manusia), stroke, anti-penuaan, dan pilek (masuk angin).
Daging buah biwa banyak mengandung asam sitrat, vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, vitamin B dan C. Buah biwa rendah kalori dan tinggi serat yang dapat melindungi membran di usus dari serangan penyakit kanker. Buah ini juga mengandung potasium yang baik untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan detak jantung, zat tembaga dan besi yang dapat membantu pembentukan sel darah merah.
Khasiat lainnya, menurut Direktur Taman Simalem Resort Eddy Tanoto Sukardi, buah ini juga merupakan bahan baku utama dalam obat batuk tradisonal China Pipa Gao, yang sering digunakan untuk meredakan batuk dan membantu sistem pernafasan serta pencernaan.
Selain itu buah biwa ini juga berguna untuk mengobati diare, penghilang stres, kolestrol, penetral nikotin, pereda nyeri, hingga menghaluskan kulit.
Sedangkan manfaat yang bisa diperoleh dengan mengonsumsi teh biwa menurut Eddy, antara lain baik untuk kesehatan mata dan gigi, mengontrol tekanan darah dan jantung, meredakan batuk dan membantu sistem pernafasan dan pencernaan, serta membantu pengobatan penyakit paru-paru.
"Jadi, kedua komoditasnya baik buah maupun teh nya sangat baik bagi kesehatan. Karena itu, sangat disayangkan jika tanaman ini tidak dibudidayakan," kata Eddy sembari mengimbau petani untuk menjadikan biwa sebagai tanaman prioritas di samping komoditas lainnya. (Bersambung)

(Sumber : Harian MedanBisnis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar