TAMAN merupakan elemen penting sebagai hiasan rumah, yang selama ini identik dengan bunga. Namun sebenarnya tidak hanya itu, taman sayur bisa juga terlihat indah, sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai bahan pangan.
Ya, taman sayur bisa mendukung kecukupan gizi keluarga,
terlebih jika ditanam dengan sistem organik alias tidak menggunakan pupuk atau
pestisida kimia. Lebih sehat dan
terjamin kualitasnya. Dan bakal lebih menghemat pengeluaran keluarga, tentunya.
Terkadang, ada orang yang gengsi menanam sayuran di
rumahnya. Kesannya orang tidak mampu, ada pula sebagian menyebutnya pelit.
Singkirkan anggapan tersebut, tidak perlu gengsi bahwa anda bakal dicap seperti
petani. Bahkan sebenarnya kelas sosial anda bakal lebih tinggi dengan
mengonsumsi sayur organik. Anda tahu sendiri kan, betapa mahalnya sayur organic
yang dijual di supermarket?
Sayuran umumnya ditanam langsung di tanah. Namun apabila
lahan yang tersedia sempit, jangan
khawatir, solusinya dengan menanam dalam pot.
Dengan menggunakan pot, kebutuhan lahan dapat dikurangi
secara drastis. Keuntungn lain, pot dapat digantung, disusun dalam rak, atau suatu
saat dipindahkan sesuai kebutuhan. Bukan hanya pot, berbagai barang bekas
seperti kaleng, ember atau benda semacam itu bisa juga digunakan sebagai
pengganti pot. Bisa juga menggunakan papan kayu yang dibentuk menjadi wadah.
Sama seperti tanaman di media tanam umumnya, menanam sayuran
dalam pot agar tumbuh maksimal juga butuh teknik, walau tekniknya juga sangat
sederhana.
Yang pertama tentu, sesuaikan jenis tanaman dengan kondisi
lingkungan rumah. Beberapa jenis sayuran dapat tumbuh bagus pada ketinggian,
kelembaban dan suhu tertentu. Misalnya jika berada di dataran tinggi, dapat ditanam kol, wortel atau strawberi.
Sedangkan di dataran rendah antara lain bayam, caisim, kacang panjang, timun
dan kangkung.
Selanjutnya, sesuaikan ukuran pot dengan ukuran tanaman.
Pedoman sederhana sebagai berikut; tinggi tanaman di bawah 100 cm gunakan pot
diameter 40 cm. Tinggi tanaman 100-150 cm gunakan pot diameter 60 cm. Tinggi
tanaman di atas 150 cm gunakan pot diameter 80 cm atau lebih. Bisa juga
menggunakan drum bekas.
Pilih pula media tanam yang sesuai dengan jenis sayuran.
Media tanam dapat berupa campuran tanah, kompos, pupuk kandang dan sekam.
Lakukan penyiraman secara teratur, sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Pupuk dengan pupuk organik secara berkala, bisa satu bulan sekali.
Apabila sayuran tumbuh subur, anda dapat menyusun pot dalam
formasi yang menarik. Anda dapat memilih lokasi untuk taman sayur anda di
depan, di samping ataupun di belakang rumah, sesuai disain rumah dan
ketersediaan lahan.
Namun yang harus diperhatikan, bagi tanaman yang diletakkan
di tempat terlindung, apalagi di dalam ruangan, factor cahaya akan jadi
penentu. Cahaya matahari yang pas, menjadi hal utama yang harus diperhatikan.
Berbeda jenis tanaman tentu akan berbeda pula kebutuhan
cahayanya. Sebagai contoh, dibutuhkan cukup sunlight (6-8 jam sehari) dan suhu
hangat untuk tanaman kacang, ketimun, tomat. Dibutuhkan sunlight sedang (4-6
jam sehari) dan suhu hangat untuk tanaman terong, cabai, kentang.
Dibutuhkan sunlight sedang (4-6 jam sehari) dan akan
bertahan hidup pada suhu dingin untuk jenis tanaman brokoli, kubis, wortel, bawang,
kacang polong, lobak. Dibutuhkan sunlight terbatas (4 jam sehari) dan akan
bertahan hidup pada suhu dingin untuk jenis tanaman selada, bayam, pare.
Usai memperhatikan factor-faktor di atas, lalu, tentunya, angkah
terakhir adalah lakukan pemangkasan/pemanenan pada sayuran yang telah sesuai masa
panennya.
Kesimpulannya, akan mudah bagi keluarga untuk memulai berkebun
di rumah sendiri, walau tidak memiliki banyak ruang. Suasana yang hijau di
taman yang sangat indah dan dapat membawa banyak manfaat positif bagti keluarga.
Nikmati sayuran segar sepanjang musim, dan anda memiliki
kepuasan untuk menikmati sayuran yang dihasilkan dari kebun sendiri.
Jadi, kenapa tidak dicoba? #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar