Jumat, 05 September 2014

Musim Hujan, Petani Hortikultura Diminta Waspada


MEDAN - Dinas Pertanian Sumatera Utara (Sumut) mengimbau petani agar waspada pada musim penghujan yang terjadi saat ini.
"Karena segala jenis tanaman hortikultura sangat rentan di iklim basah. Sehingga, jika tidak diantisipasi dapat menyebabkan penurunan produksi dan produktivitas," kata Kepala Sub Bagian Program Dinas Pertanian Sumut, Lusiantini, Kamis (4/9) di Medan.
Dijelaskan Lusiantini, pada iklim basah, serangan virus dan hama penyakit sangat mudah bermunculan. Karena, hujan yang terjadi secara terus-menerus membuat tanah menjadi gembur, sehingga jamur pada tanaman hortikultura dapat dengan mudah tumbuh. "Petani harus dapat mengenali serangan yang terjadi pada tanaman untuk selanjutnya dapat diatasi," jelasnya.
Dikatakan Lusiantini, produksi dan produktivitas tanamanlah yang akan terkena dampaknya. Otomatis hal itu dapat berpengaruh pada gejolak harga, sesuai dengan hukum pasar yang minim persediaan.
Seperti halnya cabai merah yang harganya telah naik menjadi Rp 20.000 dan tomat Rp 6.000 sampai Rp 8.000 per kg. "Memang naik nya tidak begitu drastis, tetapi ini kan dikarenakan menurunnya tingkat pasokan," terangnya.
Dalam mengatasinya, menurut Lusiantini, Dinas Pertanian telah memfasilitasi petani dengan Sekolah Lapang Iklim (SLI) dan Sekolah Lapang Hama Terpadu (SLHT). Supaya, perubahan iklim seperti yang sekarang ini dapat dikenali dan petani dapat memahami bagaimana melakukan pola tanam yang benar, termasuk penanganan hama.
"Jadi, petani sudah tahu kapan harus menanam dan diumur berapa jenis perlakuan tepat yang harus diberikan pada tanaman," sebutnya.
Begitupun, kata dia, dengan iklim basah yang terjadi sekarang, petani tak perlu merasa takut atau khawatir karena hal ini selalu terjadi setiap tahun.
"September hingga Desember kan memang iklim basah. Jadi petani tak usah terlalu khawatir. Yang terpenting bagaimana dapat mengatasi serangan hama penyakit," pungkasnya. #
(Sumber : Harian MedanBisnis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar