LANGKAT - Kerusakan hutan mangrove (bakau)
di Kabupaten Langkat Sumatera Utara, sudah sangat memprihatinkan di
daerah pesisir pantai yang ada di delapan kecamatan daerah ini.
“Kita sangat prihatin dengan kerusakan hutan mangrove
Langkat,” kata Koordinator Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Kabupaten
Langkat Peduli Hutan dan Anti Korupsi, Ahmad Senang, di Stabat, Senin.
Dia memperkirakan berdasarkan data yang ada, kerusakan
hutan mangrove di kawasan pesisir pantai timur Langkat mencapai 16.193
hektare, yang juga telah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa
sawit.
Kerusakan hutan mangrove itu seperti yang terjadi di
kecamatan Secanggang diperkirakan seluas 1.000 hektare, Tanjungpura
4.150 hektare, Gebang 2.199 hektare.
Sementara di Kecamatan Babalan ada seluas 2.530 hektare,
Brandan Barat 1.794 hektare, Pangkalan Susu 4.168 hektare, Besitang 177
hektare, Pematang Jaya 225 hektare, ujarnya.
Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Kabupaten Langkat Peduli Hutan
dan Anti Korupsi yang terdiri dari PB Himala Sumatera Utara, DPD GMPP
Langkat, PC IPNU Langkat, LPKAB Langkat, PPP-RI Langkat, meminta agar
Kejaksaan Negeri Stabat memeriksa Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan,
katanya.
Selain itu, mereka juga menyampaikan dugaan praktek Kolusi,
Korupsi, Nepotisme yang terjadi di Dinas kehutanan dan Perkebunan
Langkat itu.
Ahmad Senang menjelaskan, KKN itu menyangkut anggaran Dana
Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2010 sebesar Rp1,5 miliar, DAK Tahun 2011
sebesar Rp1,11 miliar, DAK tahun 2012 sebesar Rp1,28 miliar dan DAK
tahun 2013 sebesar Rp1,41 miliar.
Secara terpisah Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa
Langkat (PB-Himala) Muhammad Akbar meminta agar Kejaksaaan memeriksa
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Langkat, sekaligus melanjutkan
penyelidikan untuk mengetahui siapa yang terlibat didalam kasus alih
fungsi hutan mangrove di Langkat.
Karena kerusakan hutan mangrove Langkat sudah semakin parah,
dan ini perlu diketahui para pelaku perambah hutan itu untuk ditindak
dan diseret ke meja hijau, agar hutan mangrove tidak lagi semakin punah
dan hancur, akibat alih fungsi yang terjadi seperti selama ini, katanya. #
(Sumber : antaranews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar