Jumat, 12 Desember 2014

CERMAT MENCEGAH KEMATIAN ANAK ITIK (DOD)

MEMELIHARA itik (bebek) gampang-gampang susah. Walau sepintas terlihat gampang, tapi kenyataannya banyak orang gagal dalam pelaksanaannya.
Terutama dalam melewati fase awal (DOD), di mana anak itik beumur satu hari sampai dua minggu perlu perlakuan khusus, sehingga terhindar dari kematian. Jika kita tidak cermat, mata kematian DOD terkadang bisa
10 sampai 20%.
Anak itik yang baru menetas mampu bertahan tidak makan dan minum dalam jangka waktu 1 sampai 2 hari karena masih punya cadangan makanan dalam tubuh. Hari-hari setelah itulah, kita harus memperhatikan detail soal makanan dan minumannya, serta sejumlah faktor lain yang mempengaruhi daya tahan sehingga DOD tersebut bisa terus hidup.
Penyebab utama kematian DOD adalah faktor kedinginan. Kedinginan bisa dikarenakan cuaca, atau karena terkena air misalnya dari air minum sendiri.
Kebiasaan DOD adalah saling berkumpul dan bertumpuk-tumpuk. Ini dilakukan sebenarnya untuk menghangatkan diri, namun fatalnya justru bisa menyebabkan kematian.
Karena kedinginan anak itik akan banyak kehilangan energi yang seharusnya untuk pertumbuhan, namun malah digunakan untuk melawan suhu dingin. Saat mengalami kedinginan pula  anak itik atau bahkan itik remaja sering mengalami kelumpuhan.
Untuk mengatasi faktor kedinginan ini, perlu diperhatikan beberapa hal.
Yang pertama jika kedinginan karena kondisi udara, maka pada awal masa kedatangan anak itik (DOD) harus ditempatkan di ruangan tertutup dengan sirkulasi udara, bisa juga dibuatkan seperti box anak kecil /baru lahir, diberi penghangat ruangan dari lampu/kompor/atau gas LPG.
Box bisa dibuat dari kayu, kawat ram, bagian samping kiri kanan atas diberi tirai dari terpal plastik. Lampu penghangat diatur sedemikin rupa sehingga suhu ruangan di minggu I pada kisaran 30 sampai 32 derajat Celcius dan di minggu II turun pada kisaran 26 sampai 28 derajat Celcius.
Penghangat/pemanas diatur pada minggu I 24 jam (siang malam full), dan pada minggu II 12 jam (malam hari saja).
Sebagai catatan, jika suhu pada minggu I terlalu tinggi bisa menyebabkan anak itik banyak minum (kurang makan) sehingga agak menceret /wetdrop (kotoran basah).
Lalu jika kedinginan karena anak itik mandi/main-main air minum.
Itik adalah unggas air, maka secara alamiah DOD pun punya naluri yang sangat tajam terhadap keberadaan air.
Air minum sangat penting bagi anak itu tetapi juga sangat berbahaya jika penggunaannya salah. Air minum sering dipakai sebagai mainan atau mandi oleh anak itik, dan akibatnya anak itik basah kuyup, lalu edinginan dan berusaha mengeringkan/menghangatkan diri dengan bertumpuk-tumpuk hingga pada akhirnya mati.
Solusi yang harus dilakukan adalah menempatakan air minum di wadah yang beralas batu bata, sehingga hanya kepala anak itik yang bisa menjangkau air minum tersebut.
Sementara lantai kandang yang becek karena disebakan air minum yang tumpah atau berceceran, bisa diatasi dengan membuat system postal, di mana pada lantai ditaburi sekam padi setebal 3 cm. Di atas sekam diberi kertas bekas sak semen (lebih kuat dan menyerap daripada kertas koran).
Pemberian alas kertas bekas sak semen dilakukan pada umur sampai 1 minggu, setelah itu anak itik bisa langsung ditempatkan di atas lantai sekam padi.
Kertas semen begitu kelihatan basah, harus diganti yang baru. Biasanya pergantian dilakukan setiap pagi hari dan sore hari, atau sesuai kebutuhan.

Hal hal seperti itu memang kelihatannya sepele, tetapi menjadi faktor penentu keberhasilan pemeliharaan itik. Apabila pada minggu pertama berhasil, maka pada minggu-munggu selanjutnya pemeliharaan akan lebih mudah. #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar