Kamis, 09 Oktober 2014

HIDROPONIK TANPA GREENHOUSE (3)

UMUMNYA, para pelaku hidroponik menggunakan greenhouse untuk lokasi pertanamannya. Saat ini memang ada yang bertanam secara hidroponik tanpa greenhouse, namun resiko dan tantangannya lebih besar. Pasalnya,
tanaman tidak terlindung atap. Jadi, kalau hujan tiba, tanaman bisa rusak.
Greenhouse biasanya dibangun dengan material bambu atau besi.
Tapi, bagi yang ingin mencoba bertanam system hidroponik tanpa greenhouse, bisa menerapkan system yang dilakukan Abdul Hadi, pelaku hidroponik di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Selain Abdul Hadi masih ada beberapa pekebun serupa seperti Parung Farm di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, serta Kunto Herwibowo dan Gatot, keduanya di Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Disebutkan, hidroponik tanpa naungan dapat menghemat biaya investasi sekitar 38%. Jadi biaya yang seharusnya untuk membangun greenhouse dapat dialihkan untuk membangun instalasi NFT (Nutrient Film Technique). Sudah dijelaskan sebelumnya, dalam sistem NFT larutan nutrisi dipompa secara konstan masuk ke wadah tumbuh untuk kemudian mengalir melalui akar-akar tanaman dan kembali ke wadah penampung. Sistem ini tidak menggunakan media tanam selain udara.
Coba hitung perbedaan antara hidroponik menggunakan greenhouse atau tanpa greenhouse.
Biaya investasi rumah plastik dengan konstruksi bambu saat ini mencapai Rp 80.000 per m2 atau Rp 800 juta per hektar. Adapun biaya instalasi NFT berkaki coran semen Rp 130.000 per m2 atau Rp 1,3 miliar per hektar. Artinya, jika tanpa rumah plastik, pekebun menghemat biaya investasi hingga 38%.
Selain hemat, berkebun hidroponik beratap langit itu tetap mampu menghasilkan sayuran eksklusif yang harganya lebih tinggi sekaligus menguntungkan. Ssayuran yang dihasilkan berdaun mulus tanpa gerekan serangga, berwarna cerah tanpa bercak bekas serangan cendawan, dan segar.
Kuncinya pemberian nutrisi yang pas membuat tanaman sehat sehingga dapat
bertahan dari serangan hama dan penyakit.
Awalnya mereka yang sukses berkebun hidroponik tanpa naungan ini mengalami berbagai hambatan. Misalnya tanaman layu sebelum berkembang.
Kematian itu akibat air yang kurang steril karena mengandung patogen penyebab penyakit tanaman. Oleh karena itu, sterilisasi air sangat penting dalam budidaya hidroponik NFT tanpa naungan.
Beragam hambatan lain siap menghadang para pekebun hidroponik luar
ruangan. Harap mafhum, kelaziman pekebun sayuran hidroponik memang menanam beragam komoditas di dalam greenhouse.
Pekebun hidroponik tanpa naungan memang bakal lebih sulit mengontrol hama dan penyakit. Sebab, sayuran tumbuh di ruang terbuka. Selain itu intensitas sinar matahari berlebih juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Akibat intensitas matahari tinggi, maka kandungan oksigen terlarut rendah.
Kurangnya kandungan oksigen terlarut ini yang akan membuat akar tanaman busuk sehingga layu. (Habis)

3 komentar: